Padang, Sindotime.com-Dalam rangka pembahasan tindaklanjut Kawasan Halal Lifestyle Masjid Raya Sumbar, Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sumatera Barat (Sumbar) Hansastri, pimpin rapat Tim Terpadu Implementasi Kawasan Halal Lifestyle Provinsi Sumbar, di Aula Kantor Gubernur Sumbar, Jl. Jend. Sudirman, Padang Senin (25/3/2024).
Hadir dalam rapat tersebut Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumbar Endang Kurnia, Ketua MUI Sumbar Buya Gusrizal Guzahar, Ketua Bundo Kanduang Sumbar Prof. Dr. Ir. Puti Reno Raudha Thaib, Ketua Harian LKAAM Sumbar Dr. Amril Amir, serta sejumlah perwakilan perbankan dan OPD terkait.
Membuka rapat, Sekda Hansastri menyebut rapat ini bertujuan untuk menampung masukan dan saran tentang kawasan Halal Lifestyle Masjid Raya Sumbar yang sudah dilaunching pada tanggal 2 Desember 2023 dengan tujuan untuk menjadi kawasan terintegrasi yang mampu menunjukkan bagaimana penerapan nilai-nilai syariah.
Baik dalam keseharian individu, mulai dari aktivitas ibadah hingga muamalah, termasuk meliputi sisi edukasi dan implementasi tentang falsafah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK).
Penunjukan Kawasan Halal Lifestyle Masjid Raya Sumbar tambah Hansastri juga sesuai dengan Keputusan Gubernur Sumatera Barat Nomor : 050-744-2023 tentang Penunjukan Kawasan Halal Lifestyle dan Pembentukan Tim Terpadu Implementasi Kawasan Halal Lifestyle Provinsi Sumatera Barat yang ditetapkan tanggal 2 November 2023.
Beberapa diantara implementasinya adalah menjadikan Gedung LKAAM dan Bundo Kanduang sebagai tempat edukasi, literasi. Selain itu juga akan dibangun gedung MUI Sumbar.
"Kita memang sudah launching tapi masih perlu detail konsepnya. Sehingga rapat ini sangat penting artinya, yang dihadiri unsur-unsur berkompeten dan sangat berperan dalam upaya masjid raya sebagai kawasan halal lifestyle. Jadi kalau sudah fix nanti akan kita sampaikan ke publik,"ujar Sekda.
Senada, Kepala Perwakilan BI Sumbar Endang Kurnia menyebut keberadaan Masjid Raya Sumbar sebagai satu dari 10 mesjid dengan desain arsitertur terindah di dunia, sudah sangat mendukung sebagai kawasan halal lifestyle pertama di Indonesia.
Namun, menurut Endang harus diperkuat dengan branding dan mempersatukan ekosistem lainnya seperti kuliner halal, perbankan syariah, dan lainnya.
"Kami mengusulkan agar ekosistem yang harus disatukan disitu adalah perbankan syariah, kuliner yang bersertifikasi halal, ekonomi hijau, UMKM atau UKM fashion syar'i, serta kawasan wisata ramah muslim.
"Kenapa kami memilih Masjid Raya, karena potensial untuk wisata religi dan sudah ada lembaga pendukung, seperti Baznas, LKAAM, Bundo Kanduang, serta komitmen yang kuat jadikan Masjid Raya sebagai kawasan halal lifestyle. Kami mohon dukungan semua pihak,"kata Endang.
Ketua MUI Sumbar Buya Gusrizal Guzahar meminta agar dalam penerapan halal lifestyle di Mesjid Raya Sumbar lebih menekankan dimensi religiusnya dibandingkan sisi ekonomi atau wisatanya.
"Harus ada komitmen untuk jadi pegangan pokok, jangan sampai komitmen ini kalah dari komitmen lainnya yang hanya bersifat duniawi. Kita ingin mengajak orang diluar untuk masuk ke mesjid, bukan sebaliknya
Ketua Bundo Kanduang Sumbar juga menyampaikan hal serupa. Bundo Raudha Thaib meminta agar keteguhan pada aturan tentang konsep halal harus ada.
"Halal tak hanya soal makanan, tapi pelakunya juga harus berpakaian yang pantas sesuai syariat. Kawasan ini juga harus jadi pusat pembelajaran. Dan, jangan ada kesenian-kesenian yang kontra dengan nilai-nilai syariat,"pinta Bundo.
Sementara Ketua Harian LKAAM Sumbar minta agar disiapkan satu pakaian khusus bagi pengunjung masjid raya yang tidak tertutup auratnya. Selain itu minta agar pohon rindang di kawasan parkir dirawat dan dipilih pohon yang bagus untuk pelindung.
Para peserta juga memberikan berbagai masukan dan saran terutama terkait fasilitas kawasan masjid rayan yang perlu diperbaiki seperti toilet, taman, akses ke menara, dll.(rel)
Posting Komentar