Padang, Sindotime-Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Pemprov Sumbar) melakukan kolaborasi, sinergi dan harmonisasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), sebagai tiga konsep dalam mengatasi persoalan mitigasi bencana yang ada di Sumbar. Hal ini mengemuka dalam pertemuan dengan Gubernur Sumbar yang diwakili oleh Sekretaris Daerah Provinsi Sumbar, di ruang rapat istana gubernur, pada Rabu siang, (26/6/2024).
Kolaborasi, sinergi dan harmonisasi, merupakan tiga konsep
yang dianggap ampuh dalam mengatasi persoalan mitigasi bencana yang ada di
Provinsi Sumatera Barat. Karena melalui sinergi dan kolaborasi, akan tercipta
harmonisasi, yakni terbentuknya keseimbangan, terjalinnya komunikasi yang
efektif, dan feedback yang cepat. Konsep ini dapat disinyalir berdampak positif
terhadap proses pengembangan teknologi tepat guna, termasuk di sektor
pembangunan infrastruktur.
Pada pertemuan tersebut, Sekretaris Daerah Provinsi Sumbar,
Hansastri, menyampaikan apresiasi yang sangat luar biasa dan ucapan terima
kasih kepada BRIN atas kolaborasi dan sinergi yang dibangun dengan Pemprov
Sumbar.
"Kami mewakili Gubernur Sumbar mengucapkan terima kasih
kepada Badan Riset dan Inovasi Nasional atas sumbangsih, pemikiran, tenaga dan
waktu untuk membantu Provinsi Sumatera Barat dalam hal mitigasi bencana
terutama longsor, hal ini harus diimplementasikan agar kedepan dapat mencegah
terjadinya bencana alam di wilayah Provinsi Sumatera Barat," ucapnya.
Pada kesempatan yang sama, Oetami Dewi, selaku Direkur
Diseminasi dan Pemanfaatan Riset dan Inovasi Daerah menyampaikan bahwa
penghijauan dan rehabilitasi hutan adalah fokus utama dalam hal mitigasi
bencana longsor.
"Ke depan kita berharap dalam hal mitigasi bencana
diperlukan kegiatan penghijauan, seperti daerah resapan air dan lahan miring,
selain itu juga instalasi peralatan/bangunan pengendali longsor serta
sosialisasi kepada masyarakat secara berkala tentang potensi bencana longsor
dan tindakan antisipasinya," kata Oetami.
Plt. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi
Sumatera Barat, Youlius Honesti, menambahkan bahwa mitigasi bencana longsor ini
akan segera ditindaklanjuti dengan terus berkolaborasi dan merangkul seluruh
stakeholder di Provinsi Sumatera Barat serta Balitbang akan berusaha untuk
melakukan kajian mengenai pengendalian bencana tanah longsor di Provinsi
Sumatera Barat terlebih didaerah-daerah yang rawan bencana tanah longsor.
"Kami akan terus berkolaborasi dengan semua pihak
terkait dalam hal mitigasi bencana ini, lebih baik mencegah dari pada
mengobati. Peran Balitbang adalah sebagai think tank dalam mengkritisi berbagai
permasalahan yang berkembang untuk selanjutnya merumuskan berbagai kebijakan
dalam peningkatan pembangunan daerah Provinsi Sumatera Barat," tutupnya.
Turut hadir dalam pertemuan tersebut, Agung B. Supangat, Tenaga
Ahli Bidang Keahlian dan Pengelolaan DAS, Konservasi Tanah dan Air (KTA),
Hidrologi Hutan Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi, Ade Purwanto, Perekayasa
dari Direktorat Diseminasi dan Pemanfaatan Riset dan Inovasi Daerah, Kepala BPDAS Agam-Kuantan, Perwakilan BKSDA
Prov. Sumbar, Perwakilan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Sumatera Barat, dan
Kepala OPD lingkup Provinsi Sumatera Barat. (*/zoe)
Posting Komentar