WWW.SINDOTIME.COM

Kami juga membuka ruang bagi masyarakat yang ingin menyampaikan aspirasi

Penyanyi Bau Parfum, Pencipta Bau Peluh


KECEWA: Ketua PAPPRI Sumbar, Husin Daruhan yang mengaku kecewa dengan rendahnya empati para penyanyi di tanah air, termasuk di Sumbar terhadap karya pencipta lagu.(hadedaruhan) 


Padang, Sindotime-Sejumlah penyanyi di tanah air, termasuk penyanyi minang mendapatkan sentilan tajam dari Persatuan Artis Penyanyi Pencipta Lagu Republik Indonesia (PAPPRI) Sumbar. Ini dikarenakan rendahnya rasa empati para artis terhadap pencipta lagu yang sudah melambungkan namanya. Sehingga yang terjadi saat ini, kondisi kehidupan para pencipta sangat memperihatinkan.

Penyanyi yang bermodalkan suara, lalu meng-cover lagu ciptaan orang lain. Ketika lagu tersebut viral, dengan sendirinya penyanyi tentunya akan mendapatkan cuan yang berlimpah. Sementara si pencipta lagu yang sudah bersusah payah membuat lagu tidak mendapatkan hak yang sesuai dengan kerja kerasnya.

“Inilah yang terjadi saat ini. Ibaratnya, penyanyi bau parfum, sementara pencipta bau peluh. Padahal, di balik kesuksesan seorang penyanyi tersebut, tak terlepas dari adanya campur tangan seorang pencipta lagu,” ujar Ketua PAPPRI Sumbar, Husin Daruhan, dengan nada kecewa, Minggu (8/12).

Untuk itu, melalui media ini, mantan Sekkab Limapuluh Kota tersebut mengimbau kepada para penyanyi yang sudah membawakan karya orang lain, dan sukses berkarir di dunia tarik suara agar mau mengintrospeksi diri. Dan lebih peka terhadap lingkungan sekitar.

Karena bagaimana pun, seorang pencipta lagu tentunya butuh dihargai oleh penyanyi. Ini karena butuh pengorbanan besar bagi seorang pencipta lagu dalam melahirkan sebuah lagu. Apakah itu pengorbanan materi, waktu, tenaga dan sebagainya. Pengorbanan itu jelas tidak sebanding dengan apa yang mereka dapatkan.

Dan kondisinya saat ini, sangat jauh berbeda antara penyanyi dan pencipta lagu, ibarat langit dan bumi. Penyanyi enak-enakan dengan cuan yang telah mereka dapatkan. Sementara pencipta lagu tidak mendapatkan apapun dari karya yang telah mereka lahirkan.

“Kita kecewa dengan rendahnya empati yang ada dalam diri sejumlah penyanyi saat ini, yang terkesan berladang di punggung orang lain. Mencari keuntungan di atas penderitaan orang, harusnya sebagai manusia kita tentunya malu untuk melakukan hal yang seperti ini,” ungkap mantan Aparatur Sipil Negara (ASN) Dinas Kebudayaan Sumbar tersebut.

Seperti diketahui, artis minang, Guslian merupakan salah satu contoh nyata dari sekian banyak pencipta lagu yang karya ciptanya sudah dibawakan oleh sejumlah artis minang ternama. Sebut saja seperti David Iztambul, Ovie Firsty, Andra Respati, Fany Fabiola, Ayesa feat Ifandra dan Febian yang nama mereka besar saat ini tak terlepas dari campur tangan Guslian.

Seperti lagu minang berjudul Cinto Tapandam misalnya. Lagu Ciptaan Guslian ini sukses melambungkan nama Davit Iztambul. Lalu lagu karya Guslian lainnya yakni Hilang janji sakijok, Cinto Sakulik Ari, Gamang Jatuah Cinto yang juga telah membesarkan nama Ovie Firty.

Begitu juga dengan lagu Laura yang dibawakan Andra Respati, kemudian juga Jurang Pemisah, Satu Antara Seribu yang dibawakan Fanny Fabiola, lalu lagu Cinto Bukan Mainan yang dibawakan Ayesa feat Ifandra serta lagu Menunggu Sang Bulan Jatuh, Kasmaran yang pernah dibawakan oleh Febian. Dan masih banyak musisi-musisi ternama lainnya yang membawa karyanya.

Husin Daruhan juga menumpangkan harapan besar kepada Dinas Kebudayaan Sumbar untuk ikut memperhatikan kesejahteraan para seniman yang ada di Sumbar. Karena bagaimanapun, tanpa adanya perhatian dari pemerintah, para seniman tentunya tidak bisa berbuat banyak dalam mempertahankan nilai-nilai budaya kemajuan kebudayaan ranah minang.(zoe)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama

Advertise

advertise