INOVATIF: Mahasiswa KKN Reguler Tahap I Unand memperlihatkan Nugget Belut olahan mereka bersama kelompok UMKM Sehati dan Lansia Talao.(unand...
Solok, Sindotime-Mahasiswa KKN Universitas Andalas (UNAND) Reguler Tahap I 2025 yang bertugas di Desa Kinari, Kecamatan Bukit Sundi, Kabupaten Solok, berkolaborasi dengan kelompok UMKM Sehati dan Lansia Talao untuk menciptakan sebuah inovasi produk berbasis bahan lokal. Mereka berhasil mengubah belut, hasil alam unggulan dari Nagari Kinari, menjadi nugget belut, sebuah produk olahan yang sangat cocok dengan tren makanan kekinian. Program ini dilaksanakan pada Kamis, 30 Januari 2025, di rumah Bu Winelza, Ketua UMKM Sehati, yang berlokasi di Jalan Sawah Kuwai, Nagari Kinari.
Nagari Kinari, terkenal dengan
hamparan sawah yang luas, menjadi habitat ideal bagi belut sawah yang banyak
dibudidayakan oleh petani setempat. Winelza menjelaskan, "Belut menjadi
sumber daya unggulan di sini karena sawah yang luas membuat petani mudah untuk
beternak belut." Melihat potensi tersebut, mahasiswa KKN mengusulkan untuk
membuat nugget belut sebagai produk olahan yang tidak hanya memanfaatkan bahan
lokal, tetapi juga dapat meningkatkan pendapatan kelompok UMKM.
Usulan ini disambut baik oleh Winelza. Ia bahkan menambahkan, "Ini ide bagus! Selain sebagai inovasi
kuliner, nugget belut juga bisa jadi pilihan menu sehat untuk anak-anak di
Kinari." Seiring dengan itu, Mutia Ananda menjelaskan manfaat gizi belut,
yang kaya akan protein dan sangat baik untuk tumbuh kembang anak-anak, bahkan
bisa menjadi pengganti telur. "Belut mengandung protein tinggi yang
bermanfaat bagi pertumbuhan sel dalam tubuh," tambah Annisa Usnul
Khatimah.
Keuntungan lainnya, menurut
Pit, adalah bahan baku yang mudah didapat karena belut dibudidayakan di Nagari
Kinari. Nabila Atma Maulani pun menambahkan, "Selain belut yang sudah
diternak sendiri, bahan lainnya untuk nugget juga murah, jadi biaya produksi
bisa lebih terjangkau."
Pembuatan nugget belut
dilakukan dalam beberapa tahap. Belut pertama-tama dimarinasi dan dikukus,
kemudian dicampur dengan bahan-bahan seperti daun bawang, garam, merica,
seledri, dan wortel. Untuk mencari tekstur yang ideal, dua variasi dicoba: satu
dengan menghilangkan tulang belut dan yang lain dengan mempertahankan tulang,
keduanya dihancurkan menggunakan chopper. Setelah bahan tercampur, nugget
dicetak dan digoreng dengan api kecil hingga berwarna kecokelatan.
Dalam proses ini, Dinda Indah
Hapsari dan Haykel Afindra memberikan saran agar nugget dipotong kecil-kecil
seperti stik, sehingga lebih mudah matang dan tidak lembek. Hasil akhirnya
adalah nugget belut yang renyah di luar dan lezat di dalam, siap untuk
disajikan.
Produk inovatif ini mendapat
sambutan positif dari kelompok UMKM Sehati dan Lansia Talao. "Nugget
belutnya enak, apalagi kalau ditambah saus atau dijadikan frozen food,"
ujar Leha, bendahara UMKM Sehati. Produk nugget belut ini diharapkan bisa
mengubah persepsi anak-anak yang tidak suka belut, karena bentuknya yang lebih
menarik dan rasa yang lebih familiar. Nugget, sebagai makanan yang populer di
kalangan anak-anak, bisa menjadi pilihan alternatif yang sehat, mendukung
program makanan bergizi dari pemerintah.
Ke depannya, mahasiswa KKN berharap nugget belut ini bisa dijual sebagai frozen food atau dipromosikan melalui marketplace dan media sosial. "Dengan demikian, produk ini bisa menjadi salah satu ciri khas kuliner lokal Nagari Kinari," harap Annisa Usnul Khatimah.(*/zoe)
COMMENTS