Kesiapan Jalan Tol Trans Sumatera Menghadapi Mudik Lebaran 2025

OLEH : Djoko Setijowarno

(Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata/Waka Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah MTI Pusat)



SINDOTIME-SELAMA dua hari (6-7 Maret 2025) Ikatan Alumni Teknik Sipil
(Ikateksi) Universitas Diponegoro menelusuri Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS)
dari Bakauheni ke Palembang dan Prabumulih.

Jalan Tol Trans-Sumatera adalah jaringan jalan tol yang
menghubungkan kota-kota di Pulau Sumatera dari Prov. Lampung hingga Prov. Aceh.
Tol ini adalah kelanjutan dari Tol Jakarta – Merak di Pulau Jawa.

Dimulai 20 Februari 2012, Menteri Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) Dahlan Iskan mengadakan pertemuan dengan para gubernur di Palembang
untuk mempercepat Pembangunan jalan tol di Sumatera. Selanjutnya, Presiden
Susilo Bambang Yudoyono mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 100 Tahun
2014 tentang Percepatan Pembangunan Jalan Tol di Sumatera.

Pada Perpres tersebut pemerintah menugaskan PT Hutama Karya
(Persero) untuk melakukan pendanaan, perencanaan teknis, pelaksanaan
konstruksi, pengoperasian, dan pemeliharaan pada empat ruas jalan tol, yaitu
ruas Jalan Tol Medan – Binjai, Palembang – Simpang Indralaya, Pekanbaru – Dumai
dan Bakauheni – Terbanggi Besar.

Kemudian di era Presiden Joko Widodo, Prepres itu direvisi
melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 42 Tahun 2024 tentang Perubahan
Ketiga atas Peraturan Presiden Nomor 100 Tahun 2014 tentang Percepatan
Pembangunan Jalan Tol di Sumatera dengan penugasan kepada PT Hutama Karya
(Persero) untuk pengusahaan total 24 ruas tol di Sumatera.

Tahun 1989 sudah beroperasi ruas Tol Belawan – Medan –
Tanjung Morowa oleh PT Jasa Marga. Saat ini, semua provinsi di daratan Pulau
Sumatera sudah memiliki jaringan jalan tol, kendati belum terhubung kesemuanya.
Masih menunggu lima tahun lagi untuk mewujudkannya.

Berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum (2025), total
panjang 2.998 km yang terdiri dari koridor pendukung 891 km dan koridor utama
2.107 km. Koridor pendukung (891 km) yang beroperasi baru 26% dan 8% tahap
konstruksi. Sedangkan koridor utama (2.107 km), beroperasi 39% dan 12% tahap konstruksi.
Status operasi sepanjang 1.046 km (15 ruas), konstruksi 337 km (7 ruas) dan
rencana tahap II 612 km (4 ruas). Selanjutnya, rencana tahap III 584 km (4
ruas) dan rencana tahap IV 419 km (6 ruas).

Menghadapi musim mudik Lebaran 2025, PT Hutama Karya selaku
BUJT di sebagian besar ruas tol di Sumatera dan ada juga di Pulau Jawa.
Diprediksi untuk Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), volume lalu lintas selama
periode Lebaran 2025 H-7 hingga H+7 (24 Mar 2025 – 08 April 2025) sebanyak
4.679.075 kendaraan atau meningkat 13,55% dari rata-rata jumlah kendaraan
normal. JTTS meningkat 68,81% terhadap kondisi normal. Sedangkan non JTTS turun
13,23% terhadap kondisi normal.

Merujuk data dari PT Hutama Karya (2025), total ruas yg
dioperasionalkan PT Hutama Karya sepanjang 870,010 km, terdiri 12 ruas tol
bertarif (724,08 km), 2 ruas tol belum bertarif (52,45 km), dan 3 ruas tol
fungsional (93,48 km).

Ke 12 ruas tol bertarif adalah JORR Seksi S (14,25 km),
akses Tanjung Priok (11,40 km), Palembang – Sp. Indralaya (21,93 km), Terbanggi
Besar – Kayu Agung (189,40 km), Pekanbaru – Dumai (131,69 km), Sigli – Banda
Aceh (Seksi 2 – 6 Seulimeum – Baitussalam) 48,58 km, Binjai – Langsa (Seksi 1 –
2 Binjai – Tanjung Pura) 38,375 km, Pekanbaru – Bangkinang – Kotokampar (55,40 km),
Bengkulu – Taba Penanjung (16,725 km), Sp. Indralaya – Prabumulih (64,5 km),
Indrapura – Kisaran (47,75 km), dan Kuala Tanjung – Tebing Tinggi – Prapat (84
km).

Untuk dua ruas tol belum bertarif adalah Betung – Jambi
(Seksi 3 Bayung Lencir – Tempino) 33,6 km dan Binjai – Langsa (Seksi 3 Tanjung
Pura – P. Brandan) 18,85 km. sedangkan tiga ruas tol fungsional adalah Sigli –
Banda Aceh (Seksi 1 Padang Tiji –Seulimeum) 23,955 km di Prov. Aceh, Sicincin –
Padang (35,9 km) di Prov. Sumatera Barat, dan Palembang – Betung (Seksi Rengas
– Pangkalan Balai) 33,625 km di Prov. Sumatera Selatan.

Layanan

Selama musim mudik Lebaran 2025, disediakan 140 unit mobile
reader (ada penambahan 3 unit mobile reader ) dan 32.208 pieces uang elektronik
(penambahan 24.200 pieces uang elektronik). Ada 36 titik lokasi top up tunai
dan 288 unit gardu operasi.

Rest area yang disediakan 27 tempat istirahat dan pelayanan
(TIP) dan 2 lokasi penambahan. Lokasi eksisting berada di ruas tol Terbanggi
Besar – Kayu Agung (9 lokasi), Palembang – Sp. Indralaya (2 lokasi), Sp.
Indralaya – Prabumulih (2 lokasi), Pekanbaru – Dumai (4 lokasi), Pekanbaru –
Bangkinang – Kotokampar (2 lokasi), Indrapura – Kisaran (4 lokasi), Binjai –
Langsa (2 Lokasi), Bengkulu – Taba Penanjung (2 lokasi). Sedangkan, penambahan
ada 4 lokasi, yaitu ruas tol Sigli – Banda Aceh (2 lokasi), dan Padang –
Sicincin (2 lokasi).

Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) Modular sebanyak 17
unit. Lokasi eksisting sebanyak 3 unit, yang terdiri di ruas tol Terbanggi
Besar – Kayu Agung (1 unit), Pekanbaru – Dumai (2 unit). SPBU penambahan ada 14
unit, yaitu ruas tol Terbanggi Besar – Kayu Agung (2 unit), Pekanbaru – Dumai
(2 unit), Sigli – Banda Aceh (2 unit), Binjai – Langsa (2 unit), Pekanbaru –
Bangkinang – Kotokampar (2 unit), Indralaya – Prabumulih (2 unit), dan
Indrapura – Kisaran (2 unit). Sementara total SPBU Regular 6 unit, terdiri
eksisting 5 unit di ruas tol Terbanggi Besar – Kayu Agung (5 unit) dan
penambahan (1 unit) di ruas tol yang sama.

Bagi pemudik yang menggunakan kendaraan Listrik tidak perlu
khawatir, disediakan juga Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU)
sebanyak 15 unit. Adapun lokasinya berada di ruas tol Terbanggi Besar – Kayu
Agung (9 unit), Pekanbaru – Dumai (2 unit), Pekanbaru – Bangkinang – Kotokampar
(2 unit), dan Indralaya – Prabumulih (2 unit).

Tersedia pula, layanan informasi 111 unit Variable Message
Sign (VMS) dan 1.607 unit Closed-Circuit Television (CCTV). Tersedia 378 unit
armada siaga dengan 3.410 petugas.

Stimulus

Pada musim mudik Lebaran 2025, ada program pemberian
Stimulus Ramadhan 2025 dengan pemberlakuan potongan tarif 20% pada jarak
terjauh antara 24 – 27 Maret 2025 dan 8 – 9 April 2025 pada 5 ruas. Kelima ruas
tol itu adalah  Jalan Tol Ruas Terbanggi
Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung (Asal Tujuan Bakauheni Selatan – Kayu
Agung maupun arah sebaliknya); Jalan Tol Ruas Indralaya – Prabumulih (Asal
Tujuan Palembang – Prabumulih maupun arah sebaliknya); Jalan Tol Ruas Pekanbaru
– Dumai (Asal Tujuan Pekanbaru – Dumai maupun arah sebaliknya); Jalan Tol Ruas
Indrapura – Kisaran (Asal Tujuan Tanjung Pura – Kisaran maupun arah
sebaliknya); dan Jalan Tol Ruas Kuala Tanjung – Tebing Tinggi – Parapat (Asal
Tujuan Tanjung Pura – Sinaksak maupun arah sebaliknya).

Dengan makin bertambahnya ruas tol beroperasi di Pulau
Sumatera akan semakin banyak pemudik menggunakan kendaraan pribadi. Terlebih
Lebaran 2025 sudah beroperasi fungsional hingga Kota Jambi, yakni Jalan Tol
Ruas Bayung Lencir – Tempino (33,6 km).

Strategi hadapi lonjakan pemudik

Akan diterapkan beberapa srategi menghadapi lonjakan
kendaraan dan kemacetan lebaran 2025. Telah tersedia lajur khusus untuk top up
dan petugas top up asongan di Gerbang Tol. Disediakan kartu uang elektronik
sebanyak 32.208 pieces (penambahan sebanyak 24.200 pieces ). Juga menyiagakan
petugas gerbang tol untuk bantuan tapping , penggunaan mobile reader untuk
mengurai antrian di gerbang tol dan pengaturan lalu lintas.

Menghimbau dan mengarahkan pengguna jalan melakukan TOP UP
di TIP (melalui public address , spanduk, VMS dan sosial media). Selain itu,
untuk Rest Area KM 172 B dan KM 215 B disiapkan sebagai kantong parkir untuk
menunggu antrian penyeberangan di Pelabuhan Bakauheni.

Menambah minat

Dengan beroperasinya Jalan Tol Trans Sumatera memasuki
wilayah Provinsi Jambi akan berpengaruh bagi pemudik yang akan pulang kampung
menuju Jambi menggunakan kendaraan pribadi.

Sudah terhubung ke Kota Palembang dan Kota Prabumulih dari
Bakauheni, selain menambah minat pemudik ke Sumatera Selatan juga pemudik yang
akan menuju Pulau Bangka (Provinsi Kepulauan Bangka Belitung). Menuju Pulau
Bangka masih harus menyeberang dari Pelabuhan Tanjung Api-api (Kab. Banyuasin)
menggunakan kapal penyeberangan ke Muntok (Kab. Bangka Barat).

Seperti halnya di Jawa sudah terhubung Jalan Tol Trans Jawa
ke banyak kota, muncul layanan Bus AKAP dengan variasi layanan. Ada bus double
decker dan sleeper bus . Jenis bus yang sama juga nantinya akan beroperasi di
Jalan Tol Trans Sumatera. Secara perlahan sudah makin bertambah layanan Bus
AKAP Jawa – Sumatera maupun sebaliknya mengggunakan bus yang nyaman.

Menggunakan jalan tol lebih terjamin keamanannya, selain
waktu tempuh perjalanan lebih cepat memangkas 50% dari waktu perjalanan semula.
Seperti diketahui publik yang sering menggunakan jalan lintas timur, terasa
tidak aman di beberapa lokasi, baik di Provinsi Lampung maupun Prov. Sumatera
Selatan.(***)