DISKUSI: FGD bertema Penguatan Deteksi Dini Konflik Sosial Berdimensi Keagamaan yang digelar di aula Kantor Kemenag Padang, Rabu (25/6).(haris tj/sindotime)
Padang, Sindotime – Sebanyak 15 peserta dari berbagai
organisasi dan kemasyarakatan dan elemen masyarakat ikut Focus Group Discussion
(FGD) bertema “Penguatan Deteksi Dini
Konflik Sosial Berdimensi Keagamaan”, di aula Kantor Kemenag Padang,
Rabu (25/6). Kegiatan ini dibuka Pelaksana Harian (Plh) Kakan Kemenag Kota
Padang, Aidil Khurdiansyah.
Kegiatan ini bertujuan memperkuat kolaborasi lintas sektor
dalam menjaga kerukunan umat beragama dan mencegah konflik sosial yang
berpotensi timbul akibat perbedaan pemahaman keagamaan. Aidil Khurdiansyah
menekankan bahwa peran aktif seluruh komponen masyarakat sangat penting dalam
membangun deteksi dini dan menciptakan ruang komunikasi yang harmonis.
“Konflik sosial berlatar
belakang agama bisa terjadi kapan saja jika tidak dicegah sejak awal. Kita
perlu membangun kesepahaman dan kerja sama lintas sektor untuk
mengantisipasinya,” ujar Aidil dalam sambutannya.
Lebih lanjut, Aidil berharap
kegiatan ini dapat menjadi wadah untuk menyatukan pandangan antarinstansi dan organisasi
masyarakat dalam menjaga Kota Padang sebagai ibu kota Provinsi Sumatera Barat
tetap aman dan rukun.
FGD ini juga menjadi salah
satu bentuk implementasi dari Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang
Penanganan Konflik Sosial, serta merujuk pada Keputusan Menteri Agama Nomor 332
Tahun 2023 terkait sistem peringatan dini konflik sosial berdimensi keagamaan.
“Deteksi dini harus dibangun
melalui keterlibatan pemerintah, akademisi, dan masyarakat. Dengan begitu,
edukasi tentang keberagaman bisa tersampaikan dengan baik,” jelas Aidil.
Ia juga menambahkan bahwa
hasil dari FGD ini akan dirumuskan dalam bentuk komitmen dan rekomendasi yang
akan disampaikan ke Kementerian Agama RI sebagai masukan untuk kebijakan
nasional dalam kehidupan keagamaan.
Suasana diskusi berlangsung
aktif dan konstruktif. Para peserta membahas potensi konflik di wilayah
masing-masing dan merancang strategi pencegahan yang konkret. Kegiatan ini
turut dihadiri oleh pejabat internal Kemenag seperti Kasi Pendidikan Madrasah
Dian Khairaty dan Penyelenggara Zakat dan Wakaf, Syufrizal.
Adapun peserta FGD berasal
dari berbagai organisasi keagamaan dan sosial, di antaranya Nahdlatul Ulama
(NU), Muhammadiyah, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Persatuan Tarbiyah Islamiyah
(PERTI), Majelis Taklim Indonesia (MTI), Majelis Taklim Yasinan (MTY), Badan
Kontak Majelis Taklim (BKMT), Dewan Masjid Indonesia (DMI), Badan Kerja Sama
Taman Pendidikan Al-Qur’an (BKS TPQ), Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah
(FKDT), Lembaga Didikan Subuh (LDS), serta perwakilan dari Humas Kemenag Kota
Padang dan media massa.
Mengakhiri kegiatan, Aidil
menyampaikan harapannya agar Kota Padang, dan Indonesia secara umum, senantiasa
menjadi negeri yang damai, diberkahi, dan dirahmati—Baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.(Haris
Tj)






