Menhub Sorot Sejumlah Titik Rawan Kepadatan Lalu Lintas di Provinsi Lampung

BERI KETERANGAN: Menteri Perhubungan, Dudy Purwagandhi didampingi Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian memberikan keterangan kepada awak media terkait langkah antisipasi lonjakan arus angkutan Lebaran 2025 di provinsi Lampung usai melakukan pertemuan koordinasi dengan Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal.(Kemenhub)


Lampung, Sindotime – Mengantisipasi lonjakan arus angkutan
Lebaran 2025 di provinsi Lampung, Menteri Perhubungan, Dudy Purwagandhi,
bersama Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, melakukan pertemuan koordinasi
dengan Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal. Ini dimaksud untuk menyusun
strategi sehingga tidak berdampak buruk terhadap lonjakan arus angkutan lebaran
nanti.

Pertemuan tersebut berlangsung di Kantor Gubernur Lampung,
Bandar Lampung, pada Kamis (13/3). Dalam pertemuan tersebut, Menhub Dudy
menyoroti sejumlah titik rawan kepadatan lalu lintas di Provinsi Lampung yang
perlu diantisipasi.

Menurut Menhub, diperkirakan
sekitar 5,1 juta orang atau 3,5% dari penduduk Lampung akan melakukan
perjalanan lintas provinsi maupun dalam provinsi selama musim angkutan Lebaran.
“Ada beberapa titik yang kami lihat berpotensi mengalami kepadatan akibat
tingginya pergerakan masyarakat,” ujar Dudy Purwagandhi.

Fenomena pasar tumpah di
beberapa lokasi menjadi salah satu penyebab utama potensi kemacetan di jalur
arteri. Di Lampung, setidaknya ada enam titik yang diprediksi akan menjadi
lokasi pasar tumpah, di antaranya Pasar Liwa, Pasar Krui, Pasar Unit II Tulang
Bawang, Plaza Bandar Jaya, Pasar Natar, dan Pasar Pringsewu.

Kepadatan juga diprediksi akan
terjadi di sejumlah destinasi wisata, seperti Museum Lampung, Taman Wisata
Lembah Hijau, Lengkung Langit Dua, Slanik Waterpark, serta pantai-pantai
populer seperti Pantai Arang, Pantai Semukuk, dan Pantai Kedu. “Dukungan
dari Pemerintah Provinsi Lampung sangat dibutuhkan untuk mengantisipasi potensi
kepadatan di lokasi wisata ini selama libur Lebaran dan Nyepi 2025,” kata
Dudy.

Beberapa langkah yang
diharapkan dari Pemprov Lampung untuk mengatasi potensi kepadatan antara lain
adalah peningkatan pengaturan lalu lintas, penyampaian informasi melalui
berbagai media, penyediaan area parkir yang memadai, serta penambahan fasilitas
peristirahatan. Menhub juga menekankan pentingnya keberadaan posko kesehatan
dan keamanan, serta informasi nomor darurat di titik-titik utama.

Selain itu, Menhub juga
mengingatkan mengenai kondisi Jalur Perlintasan Langsung (JPL), yang rawan
kecelakaan. Dari total 139 JPL, 17 di antaranya dianggap rawan, dengan lima
titik dijaga dan 12 titik tidak dijaga. Dudy meminta perhatian lebih pada JPL,
baik yang dijaga maupun yang tidak dijaga, untuk memastikan keselamatan
masyarakat.

Menhub berharap Pemprov
Lampung dapat memperketat pengawasan angkutan barang, penertiban kendaraan over
dimension dan overload (ODOL), serta meningkatkan akses dan layanan angkutan
feeder menuju terminal, stasiun, dan bandara. Selain itu, penting juga untuk
menyediakan layanan mudik gratis, memeriksa kesiapan armada, serta melakukan
sosialisasi mengenai keselamatan bertransportasi.

Gubernur Lampung, Rahmat
Mirzani, menambahkan bahwa pihaknya sudah menyiapkan sejumlah kebijakan untuk
pengendalian arus penyeberangan Merak-Bakauheni, termasuk pemberlakuan buffer
zone, rest area, dan kantung parkir untuk mengatur arus kendaraan. Pemberlakuan
sistem tiket dengan jarak maksimal pembelian serta penyeragaman tarif tiket
Ferizy pada periode tertentu juga akan diberlakukan untuk mengatur kepadatan.

Pertemuan ini juga dihadiri oleh Walikota Bandar Lampung
Eva Dwiana, Bupati Lampung Selatan Radityo Egi Pratana, serta pejabat tinggi
lainnya dari Kemenhub dan Kemendagri yang berkomitmen untuk memastikan
kelancaran dan keselamatan transportasi selama musim Lebaran mendatang.(*/zoe)