Gaungkan Kembali Murid SD Minimal Hafal 1 Juz dan Siswa SMP 2 Juz

DUKUNGAN PENUH: Wawako Padang, Maigus Nasir didampingi Kakan Kemenag Kota Padang, Edy Oktafiandi saat meninjau ujian siswa TPQ/MDA, Senin (12/5).(zoe/sindotime)


Padang, Sindotime-Tahun ajaran 2025/2026, Pemko Padang akan
menerapkan Program Unggulan (Progul) smart surau dan juga dengan Padang Juara. Salah
satu yang akan dilakukan adalah, bagaimana memperbaiki kualitas lulusan Taman
Pendidikan Quran (TPQ)/ Ta’limul Qur’an lil Aulad (TQA) dan Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA)/ Madrasah Diniyah Takmiliyah Wustha (MDTW) untuk
tingkat SD dan SMP.

Program yang dimaksud adalah program yang sebelumnya juga sudah
pernah diterapkan, yakni anak SD minimal hafal 1 juz di tingkat TPQ/TQA,
kemudian bagi anak SMP wajib belajar TQA dan hafal quran 2 juz sebagai syarat untuk
bisa mengikuti ujian akhirnya. Sehingga kini bisa diterapkan di tahun ajaran
mendatang.

“Paling minimal SD hafal 1 juz dan SMP 2 juz. Namun kalau
kita cermati di lapangan, ada juga anak-anak SD yang sudah hafal hingga 20 juz,
ada yang 25 juz bahkan ada juga yang sampai 30 juz,” ujar Wakil Wali Kota
Padang, Maigus Nasir saat memantau pelaksanaan ujian TPQ/MDTA di dua Masjid
yakni Masjid Taqwa Lolong dan Masjid Jami’k Ulakkarang, Senin (12/5).

Dengan demikian, dirinya menilai, menghafal Al-Quran bagi
anak-anak bukanlah sesuatu yang berat. Tinggal lagi bagaimana mengayomi,
mengasung dan membimbing melalui aturan. Aturan inilah yang akan dirumuskan nantinya.

Dia juga tidak menampik, jika ke depan, ada beberapa hal yang
perlu dievaluasi. Pertama bagaimana materi yang ada di Masjid itu lebih kepada
aplikasi. Supaya tidak terjadi tumpang tindih, supaya mereka mendapatkan hal
yang sama antar di sekolah dengan di TPQ/MDTA. Tapi bagaimana pembelajaran di masjid
lebih kepada praktiknya, implementasi dan aktualisasi. Sehingga masjid betul-betul
menjadi wadah perubahan sikap dan prilaku bagi generasi muda.

Kedua, bisa jadi FKDT-nya anak-anak dari MIN, tapi yang dari
SD pelajaran agamanya minim. Ini tidak masalah, tapi dari segi metodenya,
mungkin praktiknya 70 persen, materinya 30 persen. Sehingga ke depan bisa
terciptanya P5.

Selain itu, sejauh ini banyak dari mereka yang tidak muncul
lagi ke Masjid setelah menamatkan TPQ/TQA dan juga MDTA/MDTW. Ini karena mereka
tidak memiliki kesan yang indah semasa TPA. Dan sampai saat ini belum ada mendengar
yang namanya reuni TPA.

Tapi kalau di tingkat SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi
ada reuninya. Mungkin saja ini terjadi karena belum ada kesan. Ke depan, dengan
adanya pembelajaran MDA yang lebih kepada implementasi dan aktualisasi, ini akan
menjadi daya tarik para generasi muda.

Kepala Kemenag Kota Padang, Edy Oktafiandi mengaku, menyambut
baik semua masukan-masukan yang telah diberikan Wawako. Sehingga dapat meningkatkan
kualitas pendidikan Al-Quran di bangku TPQ/TQA dan juga MDTA/MDTW nantinya.


Untuk itu, pihaknya di Kemenag akan memformulasikan
program-program yang ada di pendidikan Al-Quran yang sudah ada di TPQ/MDT ini dengan
program-program yang sudah disampaikan oleh Wawako. Dengan harapan ke depan
akan terjadi integrasi yang kuat kedua lembaga.

“Yang jelas masukan beliau (wawako, red) itu sangat bagus
sekali dalam upaya meningkatkan proses pembelajaran, itu yang pertama. Yang kedua,
kualitas guru dan ketiga sarana dan prasarana. Sehingga output yang dihasilkan
nantinya betul-betul berkualitas.

Hadir pada kesempatan itu Pengurus BKS TPQ-TQA Kota Padang,
Ketua MHD. Darnalis, Sekretaris H. Yuhendri, Bandara H. Dafril, Tuanku Bandaro,
Pengurus FKDT Kota Padang Ketua Syaifuddin Zuhri, Ketua BKS Padang Utara
Asrizal, Sekcam Padang Utara dan tamu undangan lainnya.(zoe)