DIJELASKAN: Jajaran Pemprov Riau membeberkan kondisi terakhir Karhutla yang terjadi di Riau.(mc riau)
Pekanbaru, Sindotime-Pemerintah Provinsi Riau resmi
memperpanjang status Tanggap Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla)
selama 14 hari ke depan, mulai Selasa, 5 Agustus 2025. Keputusan ini diambil
sebagai bentuk kesiapsiagaan menghadapi kondisi cuaca yang masih kering dan
potensi kebakaran yang belum sepenuhnya reda, meski beberapa wilayah sempat
diguyur hujan.
Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Riau, Edy Afrizal, langkah ini bertujuan memastikan seluruh upaya pengendalian
Karhutla tetap berjalan optimal. “Kami prioritaskan keselamatan warga dan
perlindungan lingkungan. Status tanggap darurat ini memungkinkan mobilisasi
sumber daya secara maksimal,” ujarnya.
Keputusan perpanjangan diambil setelah evaluasi bersama
berbagai pihak, termasuk BPBD, TNI, Polri, Manggala Agni, serta instansi
terkait lainnya. Seluruh elemen ini telah bekerja sama intensif sejak status
tanggap darurat diberlakukan pada 22 Juli 2025.
Upaya penanganan karhutla yang sudah dilakukan selama masa
tanggap darurat, berbagai strategi diterapkan, seperti operasi helikopter water
bombing untuk menjangkau area yang sulit diakses, pemadaman darat terpadu oleh
tim gabungan, patroli udara rutin untuk mendeteksi titik api lebih awal, data
terbaru menunjukkan kebakaran masih terjadi di beberapa wilayah seperti Kampar,
Rokan Hilir, Pelalawan, Kepulauan Meranti, dan Siak. Namun, berkat respons
cepat dan koordinasi lintas sektor, sebaran api berhasil ditekan dan tidak
meluas secara signifikan.
“Koordinasi lintas lembaga berjalan sangat solid. Ini bukti
keseriusan kita dalam mengatasi Karhutla secara menyeluruh,” lanjut Edy.
Llangkah preventif dan partisipasi publik ditekankan, selain
fokus pada penanganan, Pemprov Riau juga mulai memperkuat aspek pencegahan
jangka panjang. Ini termasuk, sosialisasi ke masyarakat tentang bahaya membakar
lahan, peningkatan peran desa siaga api sebagai garda terdepan pengawasan
lokal, pemantauan harian oleh Gubernur dan jajaran Pemprov, termasuk
kemungkinan penambahan personel dan alat pemadam.
Pemerintah juga kembali mengingatkan masyarakat untuk tidak
membuka lahan dengan cara membakar, mengingat kondisi cuaca yang masih berisiko
tinggi memicu kebakaran baru.
Sinergi Menjadi Kunci.
Dengan perpanjangan status tanggap darurat ini, Pemprov Riau
berharap semua pihak—termasuk masyarakat—ikut berkontribusi aktif dalam upaya
pengendalian Karhutla. Kolaborasi antara pemerintah, aparat, dan warga menjadi
fondasi utama agar bencana ini bisa diatasi lebih cepat dan dampaknya
diminimalkan.(*/zoe)