DIRAWAT: Salah seorang peserta didik ketika mendapatkan perawatan intensif di RSUD Padang Panjang akibat mengalami pusing.(pemko padang panjang)
Padang Panjang, Sindotime-Instalasi
Gawat Darurat (IGD) RSUD Padangpanjang menerima sebanyak 11 siswa dari jenjang
SD dan SMP di Kota Padangpanjang yang mengalami gejala mual, pusing dan muntah.
Insiden ini terjadi sekitar pukul 10.00 WIB dan diduga berkaitan dengan
konsumsi paket Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang dibagikan di sekolah.
Salah satu siswa SMPN 3
Padangpanjang, Rizka, mengungkapkan bahwa dirinya mulai merasa mual dan pusing
sejak hari sebelumnya, Senin (6/10). Ia mengaku gejala tersebut muncul tidak
lama setelah menyantap beberapa sendok dari paket MBG. “Awalnya tidak
merasa apa-apa, tapi setelah makan tahu goreng dari MBG, rasanya agak asam dan
perut mulai tidak enak,” ujarnya saat ditemui di IGD, didampingi orang
tuanya.
Gejala serupa juga dialami
Nadine Azizah, siswi kelas 3 SDN 09 Ekorlubuk. Ia mengatakan mulai merasa tidak
nyaman sejak hari Senin, dan kondisinya memburuk setelah mengonsumsi MBG
keesokan harinya. “Saus sambalnya terasa asam kemarin, lalu hari ini tempenya
menghitam. Setelah makan itu, saya makin pusing dan mual,” jelasnya.
Kepala Sekolah SDN 09
Ekorlubuk, Nurhayati, membenarkan bahwa tujuh siswanya mengalami keluhan serupa
usai menyantap paket MBG yang terdiri dari nasi, telur dadar, dan tempe. Ia
segera melapor ke Dinas Pendidikan dan memanggil tim dari Dinas Kesehatan Kota
(DKK) Padangpanjang, yang kemudian mengevakuasi para siswa ke rumah sakit untuk
penanganan medis.
Menanggapi kejadian ini,
Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Padangpanjang, Muji
Siswanto, menyatakan bahwa saat ini pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan
laboratorium dari sampel makanan untuk memastikan penyebab pasti. “Sementara
ini, para siswa mengalami gejala gangguan pernapasan. Dugaan keracunan belum
bisa dipastikan hingga hasil labor keluar,” ujarnya saat ditemui di rumah
sakit.
Senada dengan itu, Plt.
Direktur RSUD Padangpanjang, dr. Desi Rahmawati, menjelaskan bahwa 11
pelajar—terdiri dari 7 siswa SMP dan 4 siswa SD—masuk IGD dengan berbagai
keluhan, mulai dari demam, nyeri perut, hingga gejala Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (ISPA).
“Beberapa anak juga
menunjukkan gejala tambahan seperti batuk dan nyeri tenggorokan. Kami belum
bisa menyimpulkan apakah kondisi mereka terkait langsung dengan makanan MBG.
Semua masih menunggu hasil uji laboratorium terhadap sampel makanan,” terang
dr. Desi.
Hingga saat ini, pihak terkait
masih melakukan investigasi lebih lanjut. Program MBG sendiri merupakan
inisiatif untuk meningkatkan gizi anak-anak sekolah, namun kasus ini
menimbulkan kekhawatiran terhadap keamanan pangan dalam distribusi program
tersebut.(*/zoe)