Oleh : DJOKO SETIJOWARNO
JIKA aplikasi transportasi online dimiliki oleh negara,
keuntungan bukanlah target utama. Prioritasnya adalah kesejahteraan pengemudi
dan kemudahan bagi masyarakat, sehingga tujuan sosialnya lebih tercapai
Jika negara mengakui pengemudi ojek online (ojol) sebagai
lapangan pekerjaan baru, maka idealnya negara membuat aplikasi sendiri untuk
menyejahterakan warganya. Dengan begitu, potongan biaya yang dikenakan kepada
pengemudi dapat diatur tidak lebih dari 10 persen. Hal ini berbeda dengan
kondisi saat ini, meskipun dianggap sebagai lapangan pekerjaan, pengemudi
merasa terbebani dengan potongan biaya yang mencapai lebih dari 20 persen.
Selanjutnya, aplikasi tersebut dapat diserahkan ke pemda untuk digunakan sesuai
kebutuhan daerah masing-masing.
Fokus pemerintah selama ini pada aplikator, bukan pada
pengemudi, bisa jadi disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah
dugaan bahwa sejumlah pejabat yang berurusan dengan aplikasi online sudah
menerima fasilitas dari aplikator.
Hal ini membuat sebagian pihak beranggapan, untuk apa
bersusah payah memikirkan untuk membuat aplikasi sendiri, aplikator banyak
memberikan fasilitas yang diminta.
Dengan kata lain, ada kemungkinan bahwa kemudahan yang
diberikan oleh perusahaan aplikasi membuat pemerintah tidak lagi melihat
perlunya menciptakan sistem transportasi online milik negara, dan kebijakan
yang ada lebih menguntungkan perusahaan aplikasi itu sendiri daripada
pengemudi.
Mengutip dari berbagai sumber perkembangan aplikasi
transportasi online yang dimiliki oleh beberapa negara, seperti berikut ini.
Korea Selatan
Aplikasi transportasi online lokal Korea yang paling dominan
dan populer adalah Kakao T. Kakao T merupakan bagian dari Kakao Mobility.
Aplikasi ini menawarkan berbagai layanan mobilitas, seperti Kakao T untuk
layanan taksi, K.ride yang dirancang khusus untuk wisatawan dan tidak
memerlukan nomor telepon atau akun Korea.
Selain Kakao T, ada juga aplikasi taksi lokal lain yang
dirancang khusus untuk turis, seperti, TABA yakni aplikasi taksi yang
diluncurkan oleh Pemerintah Kota Seoul untuk wisatawan asing. Kelebihannya
adalah dukungan bahasa asing yang lebih baik dan memungkinkan pendaftaran
dengan nomor telepon internasional.
Meskipun Uber juga ada di Korea, dominasi Kakao T sangat
kuat, sehingga aplikasi lokal ini menjadi pilihan utama bagi sebagian besar
penduduk dan pengunjung.
China
Di China, aplikasi transportasi online yang paling dominan
dan populer adalah DiDi Chuxing. DiDi Chuxing, atau yang sering disebut DiDi,
adalah platform layanan transportasi online terbesar di Tiongkok. Aplikasi ini
menawarkan berbagai layanan, seperti DiDi Express untuk layanan taksi atau
mobil pribadi standar, mirip dengan UberX, DiDi Premier/Luxury (layanan yang
menawarkan kendaraan dan pengemudi kelas atas), DiDi Taxis (memungkinkan
pengguna untuk memesan taksi tradisional melalui aplikasi), DiDi Hitch
(carpooling) untuk layanan berbagi tumpangan.
Selain DiDi, ada juga pemain lain di pasar transportasi
online China, meskipun cakupannya tidak sebesar DiDi, yaitu Meituan. Awalnya
Meituan lebih dikenal sebagai aplikasi pengiriman makanan (seperti, GoFood atau
GrabFood di Indonesia), tetapi mereka juga menyediakan layanan transportasi
online, terutama taksi.
Namun, yang perlu diperhatikan, China memiliki ekosistem
aplikasi yang sangat terintegrasi. Seringkali, layanan DiDi bisa diakses
langsung melalui aplikasi “super app” seperti WeChat dan Alipay, yang
merupakan aplikasi pembayaran digital dan komunikasi yang sangat penting di
China. Bagi wisatawan, menggunakan fitur DiDi di dalam WeChat atau Alipay bisa
jadi pilihan yang lebih mudah.
Berbeda dengan Indonesia yang didominasi ojek motor (Go-Jek
dan Grab), layanan transportasi online di China sebagian besar menggunakan
mobil, karena infrastruktur transportasi publik seperti kereta bawah tanah
(metro) dan bus sudah sangat maju dan efisien.
Jepang
Di Jepang, pasar transportasi online sangat berbeda dengan
di negara-negara lain. Dominasi perusahaan taksi tradisional masih sangat kuat,
dan aplikasi yang paling populer adalah aplikasi yang bekerja sama langsung
dengan armada taksi tersebut.
Aplikasi lokal transportasi online milik Jepang yang paling
dominan adalah GO. GO sebelumnya dikenal sebagai JapanTaxi dan MOV. Ini adalah
aplikasi taksi paling populer di Jepang dan memiliki jangkauan terluas,
mencakup hampir seluruh wilayah Jepang (45 dari 47 prefektur atau mirip
provinsi/koa/kabupaten di Indonesia).
Aplikasi ini dirancang untuk memesan taksi dari berbagai
perusahaan taksi yang terhubung ke jaringan mereka. Keunggulannya, (1)
memungkinkan pemesanan taksi di muka (reservasi), (2) tersedia dalam berbagai
bahasa, termasuk Bahasa Inggris, yang membuatnya sangat mudah digunakan oleh
wisatawan, (3) pembayaran dapat dilakukan di dalam aplikasi dengan kartu kredit
atau melalui metode pembayaran nontunai lainnya, (4) menawarkan layanan
“GO Premium” untuk kendaraan mewah.
Selain GO, ada beberapa aplikasi lain yang juga populer,
terutama di area tertentu, seperti S.RIDE (populer di wilayah Tokyo) DiDi
Mobility (meskipun berasal dari China, DiDi memiliki kehadiran yang kuat di
Jepang, terutama di kota-kota besar seperti Tokyo, Osaka, dan Kyoto), Uber.
Uber juga beroperasi di Jepang, tetapi model bisnisnya
berbeda. Di Jepang, Uber sebagian besar berfungsi sebagai platform pemesanan
taksi, bukan ride sharing dengan pengemudi individu. Uber bekerja sama dengan
perusahaan taksi lokal, sehingga bagi wisatawan yang terbiasa menggunakan Uber,
ini bisa menjadi pilihan yang nyaman.
Secara ringkas, bagi siapa pun yang ingin menggunakan
aplikasi taksi di Jepang, GO adalah pilihan utama yang paling direkomendasikan
karena jangkauannya yang luas. Sementara itu, Uber dan DiDi bisa menjadi
alternatif yang bagus, terutama di kota-kota besar.
Vietnam
Di Vietnam, persaingan di pasar transportasi online sangat
dinamis dan ketat. Meskipun ada beberapa pemain global dan regional, aplikasi
lokal juga memiliki peran penting.
Aplikasi transportasi online lokal yang populer di Vietnam,
seperti Be, Xanh SM, Mai Linh Taxi, Vinasun Taxi.
Be adalah salah satu aplikasi ride hailing lokal terbesar di
Vietnam. Aplikasi ini dikenal sebagai pesaing kuat bagi Grab dan telah berhasil
meraih pangsa pasar yang signifikan, terutama di kalangan pengguna yang mencari
tarif yang lebih terjangkau. Layanannya menawarkan layanan transportasi mobil
dan motor, serta layanan pengiriman makanan dan barang. Kelebihannya, Be sering
kali menawarkan tarif yang kompetitif dan memiliki basis pengguna setia,
terutama karena identitasnya sebagai merek lokal.
Xanh SM adalah pendatang baru yang dengan cepat menjadi
pemain utama di pasar Vietnam. Keunikan dari aplikasi ini adalah seluruh
armadanya menggunakan kendaraan listrik, baik mobil (VinFast) maupun motor
listrik. Fokus pada taksi mobil listrik dan ojek motor listrik. Kelebihannya,
Xanh SM memimpin pasar dengan menawarkan pengalaman yang ramah lingkungan dan
kendaraan yang modern. Aplikasi ini juga diintegrasikan dengan ekosistem
VinGroup, salah satu konglomerat terbesar di Vietnam.
Selain dua aplikasi lokal di atas, ada juga perusahaan taksi
tradisional Vietnam yang memiliki aplikasi sendiri, seperti Mai Linh Taxi dan
Vinasun Taxi, yang masih sangat populer di kalangan penduduk lokal.
Meskipun demikian, perlu dicatat, pasar transportasi online
di Vietnam tetap didominasi oleh pemain regional seperti Grab yang berasal dari
Singapura. Bahkan, Gojek, yang pernah memiliki kehadiran kuat di sana dengan
nama Go-Viet, telah menarik diri dari pasar Vietnam. Hal ini menunjukkan,
persaingan sangat ketat dan seringkali didominasi oleh strategi dan kekuatan
finansial dari perusahaan regional.
India
Di India, pasar transportasi online sangat besar dan
kompetitif, dengan dua pemain utama yang mendominasi. Salah satu dari keduanya
adalah perusahaan lokal, yaitu Ola.
Ola adalah perusahaan transportasi online yang didirikan di
India. Aplikasi ini adalah pesaing utama Uber di pasar India dan telah menjadi
salah satu startup paling sukses di negara tersebut. Ola menawarkan berbagai
layanan transportasi, termasuk (1) Ola Auto untuk ojek Bajaj (Bajaj
autorickshaw), Ola Bike (ojek motor), Ola Micro/Mini/Prime, berbagai pilihan
taksi mobil dengan ukuran dan harga yang berbeda, Ola Outstation, layanan taksi
untuk perjalanan antar kota. Ola memiliki jangkauan yang sangat luas,
beroperasi di lebih dari 250 kota di seluruh India, serta beberapa negara lain,
seperti Australia, Selandia Baru, dan Inggris.
Rapido adalah pemain lokal lain yang berfokus pada layanan
ojek motor (bike taxi) dan juga ojek Bajaj. Aplikasi ini telah berhasil menarik
banyak pengguna, terutama di kota-kota yang padat, berkat tarif yang terjangkau
dan kemampuan untuk melewati kemacetan. Fokus utama Rapido adalah pada layanan
transportasi roda dua (bike taxi) dan ojek bajaj. Kelebihannya Rapido sangat
populer di kalangan masyarakat yang mengutamakan kecepatan dan efisiensi di
tengah lalu lintas kota yang padat. Mereka sering menawarkan skema langganan
harian yang membuat tarif lebih hemat.
Namma Yatri adalah aplikasi taksi yang berbasis di Bengaluru
dan beroperasi dengan model koperasi yang memungkinkan pengemudi mendapatkan
100 persen dari tarif. Aplikasi ini didukung oleh pemerintah India dan
merupakan bagian dari inisiatif untuk melawan dominasi platform besar dan
memberikan pendapatan lebih kepada pengemudi.
Meskipun Uber juga sangat populer di India, pasar tetap
didominasi oleh persaingan ketat antara Uber dan Ola. Sebagian besar penduduk
lokal dan wisatawan biasanya akan mengunduh kedua aplikasi untuk membandingkan
tarif dan ketersediaan sebelum memesan.
Malaysia
Perkembangan aplikasi transportasi online di Malaysia
didominasi oleh satu nama besar, yaitu Grab. Namun, di balik dominasinya, pasar
ini juga diwarnai oleh kehadiran sejumlah pemain lain yang menawarkan keunikan
tersendiri.
Grab adalah aplikasi transportasi online yang paling populer
dan dominan di Malaysia. Meskipun Grab memimpin, ada beberapa aplikasi lain,
seperti inDriver, AirAsia MOVE (berasal dari maskapai penerbangan AirAsia),
Maxim (dikenal dengan tarifnya yang rendah), MyCar (aplikasi lokal Malaysia),
Riding Pink (aplikasi khusus layanan transportasi eksklusif untuk wanita dan
anak-anak, yang dikemudikan oleh pengemudi wanita)
Secara keseluruhan, meskipun Grab memegang kendali besar,
pasar transportasi online di Malaysia menunjukkan dinamika yang menarik dengan
adanya pemain-pemain lain yang berinovasi untuk memenuhi kebutuhan segmen pasar
yang berbeda.
Pemerintah Malaysia memang menghadapi kendala sosial dan
agama dalam mengembangkan layanan ojek motor, yang berbeda dengan ojek motor di
Indonesia. Salah satu alasan utamanya adalah kekhawatiran terkait interaksi
antara pengemudi dan penumpang yang bukan muhrim.
Di Malaysia, banyak pihak yang khawatir jika ojek penumpang
dikembangkan secara luas, hal itu akan melanggar prinsip-prinsip syariah yang
mengatur interaksi antara laki-laki dan perempuan yang bukan suami-istri atau
kerabat dekat (muhrim). Meskipun tidak ada larangan hukum yang eksplisit,
kekhawatiran ini menjadi alasan kuat yang menghambat pengembangan layanan ojek
motor di negara tersebut.
Selain itu, faktor keselamatan dan keamanan jalan raya juga
sering menjadi perdebatan. Banyak yang berpendapat bahwa kondisi jalanan di
Malaysia tidak sepadat Jakarta atau kota besar di Indonesia lainnya, sehingga
taksi mobil atau angkutan umum dianggap lebih aman dan nyaman.
Namun, meskipun demikian, ada beberapa aplikasi yang mencoba
masuk ke pasar ini dengan skema yang berbeda, seperti Riding Pink, yang
menyediakan layanan ojek motor khusus wanita untuk memastikan kenyamanan dan
keamanan penumpang.
Transportasi online di Eropa
Pasar transportasi online di Eropa sangat beragam, dan tidak
ada satu aplikasi lokal yang dominan di seluruh benua. Setiap negara memiliki
pemainnya sendiri yang bersaing ketat dengan perusahaan global seperti Uber.
Di Jerman ada Free Now. Aplikasi ini adalah salah satu
pemain besar di Eropa dan sangat populer di Jerman. Free Now adalah hasil dari
merger antara MyTaxi dan sejumlah layanan ride-hailing lainnya. Mereka bekerja
sama dengan perusahaan taksi berlisensi dan menawarkan opsi tambahan, seperti
skuter dan sepeda listrik.
Ada juga Taxi.eu, aplikasi taksi yang beroperasi di banyak
kota di Jerman dan negara Eropa lainnya. Mereka terhubung langsung dengan pusat
taksi lokal, sehingga menjamin keandalan dan keamanan.
Kemudian aplikasi Bolt. Meskipun berbasis di Estonia, Bolt
memiliki kehadiran yang kuat di Jerman dan menjadi alternatif populer untuk
Uber, terutama dengan tarifnya yang sering lebih terjangkau.
Di Perancis ada G7. Ini adalah aplikasi taksi yang paling
populer di Paris dan wilayah sekitarnya (Ile-de-France). G7 bekerja sama dengan
ribuan taksi berlisensi dan menawarkan berbagai layanan, mulai dari taksi
standar, taksi van, hingga taksi ramah lingkungan (G7 Green).
Heetch, awalnya berfokus pada layanan taksi malam hari,
Heetch kini telah berkembang menjadi pesaing Uber yang signifikan di Prancis.
Aplikasi ini populer di kalangan anak muda.
Di Inggris ada Gett. Gett sangat populer di London, terutama
karena fokusnya pada pemesanan taksi hitam (black cabs) yang ikonik dan diatur
ketat oleh pemerintah. Ini adalah pilihan yang sangat terpercaya dan aman.
Minicabit, aplikasi ini berfungsi sebagai platform perbandingan harga taksi di
seluruh Inggris. Pengguna bisa mendapatkan penawaran dari berbagai penyedia
taksi untuk perjalanan lokal maupun antar kota. Free Now juga memiliki basis
pengguna yang kuat di London dan kota-kota lain di Inggris, bekerja sama dengan
armada taksi lokal.
Di Spanyol, ada Cabify. Meskipun Uber juga tersedia, Cabify
adalah aplikasi ride hailing lokal yang lebih populer di Spanyol. Mereka
dikenal karena kualitas layanannya yang premium dan harga yang lebih
transparan.
Di Estonia, ada aplikasi Bolt. Bolt adalah perusahaan
transportasi online yang berasal dari Estonia. Dari sana, mereka telah
berkembang pesat dan menjadi salah satu pesaing utama Uber di banyak negara di
Eropa, Afrika, dan Amerika Latin.
Di Eropa, taksi tradisional yang berafiliasi dengan aplikasi
lokal seringkali menjadi pilihan yang sangat umum dan diandalkan, terutama
karena regulasi yang ketat dan keamanan yang lebih terjamin. Di sisi lain,
aplikasi ride hailing, seperti Bolt juga berhasil menarik banyak pengguna
dengan tarif yang kompetitif.
Memperhatikan pengemudi
Menurut Sony Sulaksono Wibowo (Dosen Program Studi Teknik
Sipil ITB), hal yang mendasar penanganan angkutan private hiring di Malaysia
dan Indonesia adalah fokus penanganannya. Di Malaysia, pengemudi diakui sebagai
pekerja dan ada standar gaji yang pemerintah menjaganya dan mengatur, seperti
UMR kalau di Indonesia. Artinya Malaysia fokus pada pengemudinya, makanya
pengemudi di Malaysia jarang demo.
Di Indonesia, fokus justru pada aplikator dan mereka
berlagak sombong dengan menari di sela-sela kekosongan regulasi yang ada.
Pemerintah tidak bisa melindungi pengemudi secara langsung. Akibatnya semua
tuntutan pengemudi yang dimintakan ke pemerintah tadak pernah dipenuhi, karena
semua tergantung willingness aplikator. Sudah saatnya pemerintah melihat pengemudi
ojek online sebagai pekerjaan bukan informal, dilindungi, dan berlisensi.
Aplikasi hanya kelengkapan kerja, bukan penentu pekerjaan.
Manfaat Aplikasi Transportasi Online Milik Pemerintah
Jika pemerintah memiliki aplikasi transportasi online
sendiri, ada beberapa keuntungan signifikan yang bisa didapat, baik bagi
pemerintah maupun pengemudi.
Pertama, pemerintah akan memiliki data pasti mengenai jumlah
pengemudi transportasi daring. Selama ini, data ini tidak diketahui secara
jelas, sehingga sulit untuk menentukan kewajiban membayar pajak dan mengatur
kesejahteraan mereka secara efektif.
Kedua, pemerintah dapat memantau dan mengawasi kebutuhan
mobilitas masyarakat secara langsung. Dengan data ini, pemerintah bisa
merancang kebijakan yang lebih tepat dan memastikan ada keseimbangan antara
ketersediaan (supply) dan kebutuhan (demand). Hal ini penting agar bisnis ini
bisa memberikan keuntungan bagi semua pihak.
Ketiga, pemerintah dapat menerapkan persyaratan yang lebih
ketat untuk menjadi pengemudi. Berbeda dengan kondisi saat ini, pengemudi mudah
diterima namun sulit mendapatkan penghasilan, pemerintah dapat memastikan bahwa
jumlah pengemudi sesuai dengan permintaan pasar.
Keempat, pemerintah dapat secara rutin melakukan pembinaan
kepada pengemudi, tata cara memuat barang, etika membawa penumpang, dan
memberikan pengetahuan tentang tertib berlalu lintas yang berkeselamatan di
jalan raya.
Terakhir, jika aplikasi ini dimiliki oleh negara, keuntungan
bukanlah target utama. Prioritasnya adalah kesejahteraan pengemudi dan
kemudahan bagi masyarakat, sehingga tujuan sosialnya lebih tercapai.(***)