Komunikasi Politik Pemangku Adat Minangkabau Suara Demokrasi yang Berakar

Oleh : Dr. M. A. Dalmenda, M.Si

(Dosen
Komunikasi Politik Fisip Unand)


MENYOAL tentang pemangku adat di Minangkabau, sebuah suku yang terkenal dengan sistem matrilineal dan budaya yang kaya. Pemangku adat memiliki peran penting dalam menjaga dan melestarikan tradisi serta norma-norma yang berlaku dalam masyarakat Minangkabau. Dalam konteks ini, kita akan mengidentifikasi siapa saja yang termasuk dalam kategori pemangku adat dan peran mereka dalam masyarakat.

Pengertian dari pemangku adat adalah individu atau kelompok yang memiliki tanggung jawab untuk menjaga, menerapkan, dan mengembangkan adat istiadat dalam masyarakat. Mereka berperan sebagai penengah dalam konflik, pengambil keputusan dalam masalah adat, serta pelestari budaya dan tradisi.

Lantas, siapa saja pemangku adat di Minangkabau? Pertama, Ninik Mamak : Ninik mamak adalah pemimpin adat yang biasanya berasal dari suku atau kaum tertentu. Mereka memiliki otoritas dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan adat dan tradisi. Ninik mamak juga berfungsi sebagai mediator dalam konflik antar anggota masyarakat.

Kedua, Bundo Kanduang : Bundo Kanduang adalah perempuan yang memiliki peran penting dalam masyarakat Minangkabau. Mereka dianggap sebagai pengurus rumah tangga dan pelestari budaya. Bundo kanduang memiliki hak dan kewajiban dalam menjaga nilai-nilai adat, terutama yang berkaitan dengan pendidikan dan pengasuhan anak.

Ketiga, Alim Ulama : Alim Ulama adalah tokoh agama yang juga berperan sebagai pemangku adat. Mereka memberikan bimbingan spiritual dan moral kepada masyarakat, serta memastikan bahwa praktik adat sejalan dengan ajaran agama.

Keempat : Cadiak Pandai : Cadiak Pandai adalah orang-orang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus dalam bidang tertentu, seperti hukum adat, seni, dan budaya. Mereka sering kali menjadi rujukan dalam masalah-masalah yang berkaitan dengan adat dan tradisi.

Kelima, Tokoh Masyarakat : Tokoh Masyarakat adalah individu yang dihormati dan diakui oleh masyarakat karena kontribusi mereka. Mereka dapat berasal dari berbagai latar belakang dan sering kali terlibat dalam kegiatan adat dan sosial.

Peran dan strategi komunikasi politik yang dilakukan oleh pemangku adat Minangkabau dalam konteks demokrasi di Sumatera Barat. Dalam masyarakat Minangkabau, adat memiliki posisi yang sangat penting dan berpengaruh dalam kehidupan sosial dan politik. Melalui pendekatan komunikasi yang efektif, pemangku adat berupaya untuk menjaga nilai-nilai tradisional sambil beradaptasi dengan dinamika politik modern.

Komunikasi politik dalam konteks pemangku adat Minangkabau dan bagaimana mereka berkontribusi dalam proses berdemokrasi. Dengan mengedepankan nilai-nilai budaya dan tradisi, pemangku adat tidak hanya menjadi penjaga warisan, tetapi juga aktor kunci dalam membentuk dinamika politik di daerah mereka. Melalui analisis mendalam, tulisan ini akan mengeksplorasi hubungan antara adat, politik, dan demokrasi, serta tantangan yang dihadapi dalam menjaga keseimbangan antara tradisi dan modernitas.

Minangkabau, sebagai salah satu suku terbesar di Indonesia, memiliki sistem adat yang kuat dan berakar dalam budaya masyarakatnya. Dalam konteks demokrasi, pemangku adat berperan sebagai mediator antara masyarakat dan pemerintah, serta sebagai penjaga nilai-nilai budaya yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Komunikasi politik yang dilakukan oleh pemangku adat tidak hanya berfungsi untuk menyampaikan informasi, tetapi juga untuk membangun konsensus dan memperkuat solidaritas di antara anggota masyarakat.

Peran pemangku adat dalam komunikasi politik memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan melestarikan adat istiadat serta norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Dalam proses komunikasi politik, mereka berperan sebagai: Pertama,Penyampai Informasi: Pemangku adat menyampaikan informasi terkait kebijakan pemerintah dan isu-isu politik yang relevan kepada masyarakat. Mereka menggunakan berbagai saluran komunikasi, seperti pertemuan adat, forum diskusi, dan media sosial.

Kedua, Mediator: Dalam situasi konflik atau perbedaan pendapat, pemangku adat berfungsi sebagai mediator yang membantu menyelesaikan masalah dengan cara yang sesuai dengan nilai-nilai adat. Ketiga, Pendorong Partisipasi: Pemangku adat mendorong masyarakat untuk aktif berpartisipasi dalam proses demokrasi, seperti pemilihan umum dan musyawarah desa. Mereka mengajak masyarakat untuk memahami pentingnya suara mereka dalam menentukan arah pembangunan daerah.

Strategi dan Tantangan Komunikasi Politik Pemangku Adat.

Dalam menjalankan peran mereka, pemangku adat menerapkan beberapa strategi komunikasi politik, antara lain: Dialog Terbuka: Mengadakan dialog terbuka dengan masyarakat untuk mendengarkan aspirasi dan kekhawatiran mereka. Hal ini menciptakan ruang bagi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam diskusi politik,Pendidikan Politik: Mengedukasi masyarakat tentang hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara, serta pentingnya pemahaman terhadap proses demokrasi, dan Penggunaan Media Sosial: Memanfaatkan platform media sosial untuk menjangkau generasi muda dan menyebarkan informasi secara cepat dan luas.

Meskipun pemangku adat memiliki peran penting dalam komunikasi politik, mereka juga menghadapi berbagai tantangan, seperti: Perubahan Sosial: Perubahan nilai dan norma dalam masyarakat modern dapat mengurangi pengaruh pemangku adat, Politik Praktis: Terkadang, kepentingan politik praktis dapat mengganggu peran pemangku adat dalam menjaga netralitas dan keadilan, dan Kurangnya Sumber Daya: Keterbatasan sumber daya untuk melakukan program-program pendidikan politik dan komunikasi yang efektif.

Komunikasi politik pemangku adat Minangkabau dalam demokrasi di Sumatera Barat memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan antara nilai-nilai tradisional dan tuntutan modernitas. Dengan strategi komunikasi yang tepat, pemangku adat dapat berkontribusi secara signifikan dalam memperkuat partisipasi masyarakat dalam proses demokrasi. Namun, tantangan yang ada perlu diatasi agar peran mereka tetap relevan dan efektif di tengah perubahan zaman. Untuk itu, penting adanya pola komunikasi politik yang dilakukan oleh para pemangkua adat.

Pola Komunikasi Politik

Penting adanya pola komunikasi politik pemangku adat dalam mengelola anak kemenakan di Minangkabau dalam berdemokrasi. Pola komunikasi politik yang diterapkan oleh pemangku adat dalam mengelola anak kemenakan di Minangkabau, terutama dalam konteks berdemokrasi. Dalam masyarakat Minangkabau, yang dikenal dengan sistem matrilineal dan nilai-nilai adat yang kuat, pemangku adat memiliki peran penting dalam membentuk dan mengarahkan generasi muda. Melalui pendekatan komunikasi yang efektif, pemangku adat dapat memastikan bahwa nilai-nilai tradisional tetap terjaga sambil tetap beradaptasi dengan tuntutan demokrasi modern.

Pola komunikasi politik yang diterapkan oleh pemangku adat di Minangkabau dapat dilihat dari beberapa aspek: Pertama, Dialog Interaktif: Pemangku adat seringkali mengadakan dialog dengan anak kemenakan untuk mendiskusikan isu-isu yang relevan. Ini menciptakan ruang bagi generasi muda untuk menyuarakan pendapat mereka dan merasa terlibat dalam proses pengambilan keputusan.

Kedua, Pendidikan dan Penyuluhan: Pemangku adat juga berperan dalam memberikan pendidikan tentang nilai-nilai adat dan pentingnya partisipasi dalam demokrasi. Melalui penyuluhan, mereka dapat membekali anak kemenakan dengan pengetahuan yang diperlukan untuk berperan aktif dalam masyarakat.

Ketiga, Penggunaan Media Sosial: Dalam era digital, pemangku adat mulai memanfaatkan media sosial sebagai alat untuk berkomunikasi dengan anak kemenakan. Ini memungkinkan mereka untuk menjangkau generasi muda dengan cara yang lebih modern dan relevan.

Pola komunikasi politik pemangku adat dalam mengelola anak kemenakan di Minangkabau sangat penting untuk menjaga keseimbangan antara tradisi dan tuntutan demokrasi. Dengan pendekatan yang tepat, pemangku adat dapat memastikan bahwa generasi muda tidak hanya memahami dan menghargai nilai-nilai adat, tetapi juga berperan aktif dalam proses demokrasi. Oleh karena itu, penting bagi pemangku adat untuk terus berinovasi dalam cara mereka berkomunikasi dan melibatkan anak kemenakan dalam pengambilan keputusan yang memengaruhi masa depan mereka, sebab demokrasi yang ideal itu adalah saciok bak ayam dan sadanciang bak basi yang berakar pada kearifan lokal. Seiya dan  sekata itu penting!(***)