News  

High Level Meeting TPID Sumbar Siapkan Strategi Pengendalian Inflasi Menjelang Ramadan dan Idul Fitri 1445H

Padang, sindotime.com-Jelang
Ramadhan dan Idul Fitri 1445H, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumatera
Barat menguatkan strategi pengendalian inflasi melalui high level meeting di
Aula Kanwil Bank Indonesia Sumbar, Selasa (5/03/2024).

Dipimpin Gubernur Sumbar Mahyeldi, rapat diikuti seluruh
stakeholder yang tergabung dalam TPID Sumbar serta bupati dan walikota.

Dijelaskan Gubernur, menjelang Ramadhan tingkat inflasi YoY
Sumbar berada di angka 3.21%. Secara spasial, inflasi tertinggi terjadi di
Pasaman Barat sebesar 4.60 terutama dipengaruhi kelompok makanan. Diantaranya
yang menjadi perhatian utama yaitu komoditi beras dan cabai merah.

Kenaikan harga tersebut diketahui dipengaruhi oleh menurunnya
produksi beras lokal dan cabe merah. Hal ini disebabkan oleh tingginya curah
hujan serta aktivitas vulkanik Gunung Marapi. Bersamaan dengan itu, suplai cabe
dari luar provinsi juga mengalami keterlambatan akibat longsor di beberapa
titik jalur distribusi.

“Curah hujan dan abu vulkanik Gunung Marapi menyebabkan
pengeringan padi menjadi kurang maksimal sehingga produksi menurun,”
terang Gubernur.

Meski demikian, Gubernur menegaskan ketersediaan stok
dipastikan mencukupi hingga Lebaran Idul Fitri nanti. Pemerintah Provinsi
bersama TPID Sumbar juga menyegerakan eksekusi langkah-langkah antisipatif
untuk memastikan keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran
distribusi dan komunikasi efektif dengan masyarakat.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Pemerintah Provinsi bersama
TPID menyiapkan rencana aksi penyelenggaraan pasar murah yang efektif dan
masif, peningkatan fungsi pengawasan sidak pasar secara berkala, serta
penguatan dan perluasan kerjasama dan koordinasi antar daerah dengan provinsi
maupun kabupaten dan kota penghasil pangan. Demikian pula dengan memastikan
kelancaran distribusi dan ketersediaan pangan.

Secara khusus mengenai ketersediaan beras, pimpinan wilayah
Perum Bulog Kanwil Sumbar, Sri Mulyati mengatakan pihaknya mendorong penyaluran
beras SPHP guna mendukung strategi pengendalian inflasi dan ketersediaan pangan
jelang Ramadhan dan Idul Fitri.

“Beras SPHP sudah masuk ke 29 pasar tradisional dan 15
retail modern. Kami juga terus berupaya memperluas kemitraan dengan pengecer
dan distributor,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Kanwil Bank Indonesia Sumbar Endang
Kurnia Saputra turut menegaskan Inflasi pangan perlu dijaga pada tingkat yang
rendah stabil di bawah 5%. Mengingat rata-rata peningkatan pendapatan tetap
masyarakat berada di angka 5-6% dan pentingnya kestabilan harga pangan sebagai
kunci kestabilan sosial.

Ditambah lagi pemerintah pusat telah menetapkan sasaran
inflasi 2024 sebesar 2.5% dengan kisaran plus minus 1%.

Berkaitan dengan itu, ia mengatakan Bank Indonesia siap
mendukung gerakan pasar murah, khususnya di 4 Kabupaten dan kota dengan catatan
inflasi tertinggi, serta memberikan bantuan benih dan alsintan di 19 kabupaten
dan kota.(ril)