Irwan Zuldani : Kebudayaan Berperan Terhadap Kehidupan Masyarakat

PEMAPARAN: Anggota Komisi III DPRD Sumbar, Irwan Zuldani ketika memberikan pemaparan terkait kegiatan Festival Seni Budaya di Aula UPTD Museum Adityawarman, Kamis (3/7).(zoe/sindotime)


Padang, Sindotime-Kebudayaan berperan dalam kehidupan
masyarakat, mulai dari sebagai Penggerak Ekonomi, Peningkatan Kualitas Sumber
Daya Manusia, Pembangunan Berkelanjutan, Penguatan Identitas Nasional serta
Pengurangan Biaya Transaksi.

Ini disampaikan anggota Komisi III DPRD Sumbar, Irwan
Zuldani saat didaulat menjadi narasumber sosialisasi Festival Seni Budaya di
Aula UPTD Museum Adityawarman, Kamis (3/7).

Dengan mengangkat tema Giat Seni dari Kuranji, Harmoni untuk
Negeri, festival ini menyuguhkan dua lomba yakni lomba baju kuruang basiba dan
lomba qasidah rebana, serta penampilan seni budaya seperti seni tradisi, musik gambus,
peragaan pakaian tradisi dan silek minang yang akan dilaksanakan di Lapangan
Apeksi Balai Kota Aia Pacah pada Sabtu-Minggu (19-20/7).

Diakui, di Minangkabau, budaya sangat kental dengan media
atau salah satu dakwah. Makanya diangkat dua lomba tersebut. Di mana, kalau
basiba identik dengan kesopanan, keanggunan orang-orang Minang, adat yang sangat
kuat dengan nuansa islami. Ini diangkat supaya generasi muda tahu dan paham
dengan pakaian basiba dan menjadi tradisi dalam berbagai kegiatan lainnya.

Begitu juga dengan lomba qasidah, di mana banyak ibu-ibu
yang hobi qasidah. Namun belum menjalani latihan secara berkelanjutan, karena
peralatan kurang, atau karena tak ada yang dituju untuk diperlombakan. Jadi dengan
adanya perlombaan, masing-masing pastinya akan membenahi peralatan. Makanya masing-masing
tim itu diberikan uang pembinaan.

“Dengan adanya lomba ini, mereka tentunya nanti akan giat
berlatih. Sehingga akan banyak nantinya iven-iven di masyarakat yang mengundang
qasidah-qasidah kita untuk meramaikan kegiatan mereka,” ungkap politisi NasDem tersebut.

Pria yang kini sedang mengambil pendidikan S3 di UNP ini menyebut,
kegiatan seperti ini akan mendorong pergerakan ekonomi. Karena dengan banyaknya
basiba, akan menyerap tenaga kerja bagi entrepreneur-entrepreneur.

Begitu juga dengan qasidah yang diharapkan akan mendorong UMKM-UMKM
dengan kuliner-kulinernya. “Setidak-tidaknya, ada pertumbuhan ekonomi sehingga
mengurangi tingkat kemiskinan di tengah-tengah masyarakat,” ungkap Wakil Ketua
DPW Partai NasDem Sumbar tersebut.

Ke depan, akan dilakukan evaluasi terkait kegiatan ini. Mana
yang lebih menonjol permintaan masyarakat maka akan dibesarkan porsinya
nantinya. Jika sekarang basiba ini hanya diikuti oleh orang yang telah berusia di
atas 40 tahun, tidak tertutup kemungkinan tahun depan akan digelar tingkat SLTA
atau tingkat mahasiswa.

Sehingga ada regenerasi, termasuk ada edukasi kepada
masyarakat, terutama kepada kalangan remaja. Dan lebih memasifkan pemahaman
remaja, bahwa basiba ini adalah pakaian adat tradisi orang minangkabau yang
notabene islamnya kuat.

“Semua masukan dari masyarakat tadi kita tampung, dan Insya
Allah ke depan bisa kita akomodir lebih banyak apa yang menjadi harapan dan
keinginan dari masyarakat itu,” harapan Wakil Ketua Alumni Pasca Sarjana UNP
tersebut.

Kadis Kebudayaan Sumbar, Jefrinal Arifin mengaku, melalui
kegiatan ini, bagaimana bisa masyarakat Sumbar semakin mencintai budaya Minang.
Jangan sampai nilai-nilai budaya Minang tergerus oleh kemajuan zaman.

Sebab hingga kini masih ada generasi muda yang tidak
mengetahui sukunya. Bahkan Padang disebut sebagai suku. Ini jelas sangat
membuat sedih tokoh-tokoh masyarakat Minangkabau. Inilah yang perlu diberikan
pemahaman kepada generasi muda.

“Jadi melalui Festival Seni dan Budaya ini kita
mengajak masyarakat untuk mencintai kembali budaya minang, karena ada pepatah,
dima bumi dipijak disitu langit dijunjung masih menjadi identitas orang
Minang,” sebut Jefrinal Arifin.

Sosialisasi ini diikuti sekitar 120 peserta yang terdiri
dari berbagai latar belakang mulai tokoh masyarakat, bundo kandung Padang,
niniak mamak, tokoh masyarakat Kuranji, grup qasidah dan sebagainya. Dengan menghadirkan
sejumlah narasumber dan praktisi yang berkompeten di bidangnya masing-masing.

Untuk Festival Seni Budaya ini sendiri ada sekitar 40 pasang
ibu dan anak yang merupakan peserta dari berbagai Kecamatan di Kota Padang untuk
lomba baju kuruang basiba. Sedangkan untuk Qasidah diikuti sekitar 20 tim.(zoe)