News  

Pentingnya Edukasi dan Sosialisasi Bahaya Pekat

PAPARAN: Wakil Ketua DPRD Sumbar, Nanda Satria memberikan arahan terkait HIV Aids.(dprd sumbar)


Padang, Sindotime-Edukasi dan sosialisasi mengenai bahaya
penyakit masyarakat (Pekat) sangat penting. Ini sebagai langkah untuk menekan
angka HIV/AIDS di Kota Padang.

Hal ini dikatakan Wakil Ketua DPRD Sumbar, Nanda Satria,
Sabtu (5/1).

Untuk itu dia mengusulkan agar media publikasi pemerintah,
seperti baliho dan videotron, digunakan untuk mengampanyekan bahaya HIV/AIDS,
dengan mencantumkan faktor pemicu seperti LGBT dan penyalahgunaan narkoba,
bukan hanya menampilkan gambar kepala daerah.

“Konten edukasi tentang bahaya Pekat harus ditampilkan
di baliho atau videotron milik pemerintah daerah, bukan sekadar gambar kepala
daerah,” ungkap Nanda.

Nanda juga menegaskan pentingnya peran serta masyarakat
dalam pemberantasan Pekat. Menurutnya, kolaborasi antara pemerintah dan
masyarakat akan memudahkan pencegahan penyebaran HIV/AIDS. “Pemberantasan
Pekat, yang berpotensi memicu penyebaran HIV/AIDS, membutuhkan partisipasi
aktif masyarakat. Pemerintah tidak bisa menyelesaikan masalah ini
sendiri,” katanya.

Selain itu, Nanda menyebutkan bahwa DPRD Sumbar sedang
mengkaji kemungkinan pembentukan peraturan daerah (Perda) terkait LGBT, yang
akan merujuk pada daerah lain di Sumbar yang sudah memiliki perda serupa.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang, dr. Srikurnia Yati,
mengungkapkan bahwa dari total 308 kasus HIV di Padang, 166 kasus (53,8 persen)
berasal dari luar kota, sementara 142 kasus (46,2 persen) berasal dari penduduk
asli Padang. Kecamatan Koto Tangah mencatatkan angka kasus tertinggi dengan 40
kasus, diikuti oleh Lubuk Begalun dengan 22 kasus. Sementara itu, Kecamatan
Lubuk Kilangan memiliki angka kasus terendah, yaitu hanya 4 kasus.

Lebih dari separuh kasus HIV terjadi pada individu berusia
produktif, antara 24 hingga 45 tahun. “Perilaku lelaki seks lelaki (LSL)
merupakan salah satu penyebab utama tingginya angka HIV di Kota Padang,”
ungkap dr. Srikurnia. Meskipun terdapat penurunan kasus HIV di 2024
dibandingkan tahun sebelumnya, ia menegaskan bahwa penyebaran virus ini tetap
menjadi masalah serius yang memerlukan perhatian besar dari berbagai pihak.(*/zoe)