MBG Penuhi Gizi Anak dan Tingkatkan Perekonomian Lokal

OPTIMISTIS: Menteri Sosial, Saifullah Yusuf saat diskusi soal MBG di Kantornya.(kemensos)


Jakarta, Sindotime-Menteri Sosial, Saifullah Yusuf, atau
yang lebih akrab disapa Gus Ipul, baru-baru ini mengungkapkan pandangannya
tentang tantangan serta inovasi dalam bidang kesejahteraan sosial, khususnya
mengenai kontribusi Kementerian Sosial (Kemensos) dalam mewujudkan visi besar
Indonesia Emas 2045. Hal ini disampaikan dalam sebuah diskusi di Kantor
Kemensos RI, Jakarta, pada Jumat (10/1).

Salah satu sorotan utama dalam diskusi tersebut adalah
Program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang bukan hanya sekadar bertujuan memenuhi
kebutuhan gizi masyarakat, terutama anak-anak, tetapi juga berdampak luas bagi
pemberdayaan ekonomi lokal. Gus Ipul menjelaskan bahwa program ini memiliki
efek berantai yang positif, seperti memperkuat ketahanan pangan, membuka
lapangan pekerjaan, memberdayakan UMKM lokal, serta mendorong pertumbuhan
ekonomi di daerah-daerah yang terlibat.

“Program ini dirancang untuk memastikan kecukupan gizi bagi
masyarakat, khususnya anak-anak. Namun, dampaknya tidak berhenti di sana.
Program ini juga berperan penting dalam meningkatkan ketahanan pangan,
menciptakan lapangan pekerjaan, serta memberi ruang bagi UMKM lokal untuk
berkembang,” kata Gus Ipul dengan penuh semangat.

Menurutnya, keberhasilan pelaksanaan Program MBG tidak lepas
dari perencanaan yang matang dan evaluasi yang berkelanjutan. Di bawah
pengawasan Badan Gizi Nasional, setiap tahapan program dirancang secara terukur
dan dilengkapi dengan simulasi yang mendalam.

“Saya sendiri menyaksikan bagaimana perencanaan yang detail
dan terukur ini disusun. Tentu, evaluasi akan terus dilakukan untuk memastikan
bahwa program ini semakin optimal dalam implementasinya,” tambahnya.

Gus Ipul juga menegaskan bahwa Kemensos berkomitmen untuk
mengajak keluarga-keluarga kurang mampu yang belum memiliki pekerjaan untuk
terlibat dalam pengelolaan dapur program MBG. Selain itu, produk UMKM milik
keluarga penerima manfaat (KPM) juga akan diberdayakan dalam program ini.

“Sekitar 80% anggaran program ini dialokasikan untuk membeli
bahan baku dari UMKM lokal. Ini menunjukkan bahwa program ini benar-benar
strategis, karena selain memberikan manfaat langsung pada penerima manfaat,
juga menciptakan optimisme di daerah-daerah pelaksanaan MBG,” jelasnya.

Selain Program MBG, Kemensos juga terus menjalankan program
lain yang fokus pada pemenuhan gizi bagi lansia terlantar dan penyandang
disabilitas. Melalui lebih dari 2.000 kelompok masyarakat (pokmas), program ini
menyediakan makanan bergizi dua kali sehari.

“Meskipun skala program ini lebih kecil, namun dampaknya
terasa sangat dekat dengan masyarakat. Program ini tidak hanya membantu
memenuhi kebutuhan makan, tetapi juga menumbuhkan ekonomi lokal, menciptakan lapangan
pekerjaan, dan mempererat solidaritas sosial,” ujar Gus Ipul dengan penuh
keyakinan.

Dengan langkah-langkah strategis ini, Kemensos menunjukkan
komitmennya dalam mendorong kesejahteraan sosial yang menyeluruh dan
berkelanjutan bagi seluruh lapisan masyarakat, sekaligus berkontribusi pada
tercapainya Indonesia Emas 2045.(*/zoe)