PERLU DILESTARIKAN: Silek tradisi Minangkabau yang keberadaannya kini mulai terancam tergerus perkembangan zaman.(pemprov sumbar)
Padang, Sindotime-Pelestarian budaya Minangkabau di tengah
pesatnya perubahan zaman sangat penting. Salah satunya perlunya memperkuat
pendidikan budaya lokal, salah satunya melalui ekstrakurikuler Silek Tradisi di
sekolah.
Ini ditekankan Wagub Sumbar, Vasko Ruseimy saat pertemuan
dengan Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Sumbar, Barlius, dan 350 kepala
sekolah, ia menekankan
Vasko mengungkapkan keprihatinannya atas menurunnya minat
generasi muda terhadap warisan budaya Minang. Hal ini terlihat dari
berkurangnya partisipasi mereka dalam kegiatan-kegiatan tradisional.
“Generasi muda kita mulai menjauh dari budaya sendiri. Masjid yang dulu
penuh dengan diskusi kini hanya digunakan untuk salat saja,” ungkapnya
pada Selasa (25/3).
Sebagai solusi, Vasko mendorong agar setiap SMA di Sumbar
wajib mengadakan ekstrakurikuler Silek Tradisi. Baginya, silek lebih dari
sekadar bela diri—silek mengandung filosofi hidup yang bisa membentuk karakter
dan memperkaya nilai-nilai kehidupan generasi muda. “Silek tradisi
mengajarkan banyak hal lebih dari sekadar kemampuan fisik,” tambahnya.
Tak hanya soal budaya, Wagub juga menyentuh perihal kualitas
pendidikan di Sumbar. Berdasarkan diskusi dengan seorang profesor dari Amerika
Serikat, Vasko menyebutkan bahwa meskipun siswa-siswa Sumbar memiliki potensi
besar, kualitas pengajaran masih menjadi tantangan besar. “Kami akan fokus
untuk meningkatkan kualitas pengajaran agar ilmu yang diberikan benar-benar
bermanfaat bagi para siswa,” ujarnya.
Selain itu, Vasko juga mengingatkan bahwa perubahan
penggunaan nama daerah dari bahasa Minang ke bahasa Indonesia berpotensi
mengikis identitas budaya Minangkabau. Menurutnya, pelestarian budaya bukan
hanya tugas pemerintah, tetapi juga menjadi tanggung jawab bersama masyarakat
dan dunia pendidikan. “Kita harus terus berkomunikasi tentang masalah ini
karena berkaitan dengan masa depan budaya kita,” pungkasnya.(*/zoe)