Mengagas Komunikasi Politik yang Diplomatis

Oleh: Dr. M A DALMENDA, M.Si

(Dosen Komunikasi Politik Fisip Unand)


DALAM dunia politik, sering kali muncul pertanyaan mengenai motivasi seseorang untuk terjun ke dalam arena ini. Apakah mereka memiliki bakat alami dalam berpolitik, ataukah mereka hanya mencari pelarian karena kesulitan menemukan pekerjaan tetap? Setidaknya, tulisan ini  akan membahas dua sisi dari fenomena ini, mengeksplorasi argumen yang mendukung kedua pandangan tersebut dan bagaimana menggagas komunikasi poliotik yang diplomatis.

Bakat berpolitik dapat diartikan sebagai kemampuan alami seseorang untuk memahami dinamika sosial, berkomunikasi dengan efektif, dan mempengaruhi orang lain. Politisi yang memiliki bakat ini sering kali menunjukkan kemampuan dalam: Pertama, Membangun Jaringan: Mereka mampu menjalin hubungan yang kuat dengan berbagai kalangan, baik di dalam maupun di luar partai politik.

Kedua, Berkomunikasi dengan Efektif: Politisi berbakat dapat menyampaikan pesan mereka dengan jelas dan meyakinkan, baik dalam pidato publik maupun dalam diskusi pribadi. Ketiga, Memahami Isu Sosial: Mereka memiliki pemahaman yang mendalam tentang isu-isu yang dihadapi masyarakat dan mampu menawarkan solusi yang relevan. Orang-orang dengan bakat ini sering kali merasa terpanggil untuk berkontribusi pada masyarakat dan memperjuangkan perubahan yang positif.

Di sisi lain, ada argumen bahwa beberapa individu terjun ke dunia politik bukan karena bakat, tetapi sebagai pelarian dari ketidakpastian pekerjaan. Dalam situasi ekonomi yang sulit, di mana banyak orang kesulitan menemukan pekerjaan tetap, politik bisa menjadi alternatif yang menarik. Beberapa alasan yang mendukung pandangan ini meliputi: Pertama, Kesempatan untuk Mendapatkan Penghasilan: Menjadi politisi dapat memberikan gaji yang stabil dan manfaat lainnya, yang mungkin tidak dapat diperoleh di sektor lain.

Kedua Status dan Pengakuan: Dalam banyak budaya, menjadi politisi sering kali dihubungkan dengan status sosial yang tinggi, yang bisa menjadi daya tarik tersendiri. Ketiga, Fleksibilitas Waktu: Karir politik sering kali menawarkan fleksibilitas yang lebih besar dibandingkan pekerjaan konvensional, memungkinkan individu untuk mengatur waktu mereka sendiri.

Menjadi politisi bisa jadi merupakan kombinasi dari bakat berpolitik dan pencarian pelarian dari ketidakpastian pekerjaan. Sementara beberapa individu mungkin memiliki panggilan alami untuk berpolitik, yang lain mungkin melihatnya sebagai jalan keluar dari kesulitan ekonomi. Penting untuk memahami bahwa motivasi di balik keputusan seseorang untuk terjun ke dunia politik bisa sangat bervariasi, dan keduanya memiliki dampak yang signifikan terhadap cara mereka menjalankan peran tersebut.

Komunikasi politik yang diplomatis merupakan suatu pendekatan dalam berinteraksi yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan atau pemahaman antara berbagai pihak, terutama dalam konteks hubungan internasional dan kebijakan publik. Dalam dokumen ini, kita akan menguraikan elemen-elemen penting dari komunikasi politik yang diplomatis, serta contoh penerapannya dalam praktik.

Pentingnya komunikasi politik yang diplomatis dalam konteks hubungan sesame politisi, antarnegara dan interaksi politik domestik. Komunikasi politik yang efektif dan diplomatis dapat membantu menciptakan pemahaman yang lebih baik antara berbagai pihak, mengurangi ketegangan, dan memfasilitasi kerjasama. Dalam era globalisasi saat ini, kemampuan untuk berkomunikasi secara diplomatis menjadi semakin penting bagi para pemimpin dan diplomat.

Terdapat beberapa elemen-elemen komunikasi politik yang diplomatis. Pertama, Kesopanan dan Etika: Komunikasi diplomatis selalu mengedepankan kesopanan dan etika. Penggunaan bahasa yang sopan dan menghormati pihak lain sangat penting untuk menjaga hubungan baik dan menciptakan suasana yang kondusif untuk dialog. Kedua, Pendekatan Persuasif.

Dalam komunikasi politik yang diplomatis, pendekatan persuasif digunakan untuk meyakinkan pihak lain tanpa menimbulkan konflik. Hal ini melibatkan penyampaian argumen yang logis dan berbasis data, serta kemampuan untuk mendengarkan dan memahami sudut pandang pihak lain.

Ketiga, Negosiasi dan Kompromi: Komunikasi diplomatis sering kali melibatkan proses negosiasi di mana kedua belah pihak berusaha mencapai kesepakatan. Kemampuan untuk berkompromi dan menemukan titik temu sangat penting dalam mencapai hasil yang saling menguntungkan. Keempat,Penggunaan Bahasa yang Tepat: Pemilihan kata dan frasa yang tepat sangat berpengaruh dalam komunikasi diplomatis. Bahasa yang digunakan harus mencerminkan tujuan komunikasi dan sensitivitas terhadap konteks budaya dan politik masing-masing pihak.

Kelima, Membangun Hubungan Komunikasi politik yang diplomatis tidak hanya berfokus pada isu-isu saat ini, tetapi juga pada pembangunan hubungan jangka panjang. Membangun kepercayaan dan saling menghormati antara pihak-pihak yang terlibat adalah kunci untuk komunikasi yang efektif.

Praktek yang terjadi, dalam konteks domestik, komunikasi politik yang diplomatis juga dapat diterapkan oleh para pemimpin politik saat berhadapan dengan oposisi. Dengan menggunakan bahasa yang inklusif dan mengedepankan dialog, mereka dapat menciptakan suasana yang lebih harmonis dan produktif.

Komunikasi politik yang diplomatis adalah keterampilan yang sangat penting dalam dunia politik saat ini. Dengan mengedepankan kesopanan, pendekatan persuasif, negosiasi, penggunaan bahasa yang tepat, dan membangun hubungan, para pemimpin dan diplomat dapat mencapai tujuan politik mereka dengan cara yang lebih efektif dan berkelanjutan. Melalui komunikasi yang diplomatis, diharapkan tercipta perdamaian dan kerjasama yang lebih baik di tingkat global maupun lokal.

Strategi Komunikasi Politik yang Efektif bagi Seorang Politisi

Dalam dunia politik yang semakin kompleks, kemampuan berkomunikasi dengan baik menjadi salah satu kunci keberhasilan seorang politisi. Komunikasi politik yang trampil tidak hanya melibatkan penyampaian pesan, tetapi juga mencakup pemahaman audiens, penggunaan media yang tepat, dan kemampuan untuk membangun hubungan yang kuat. Dokumen ini akan membahas beberapa strategi yang dapat diterapkan oleh seorang politisi untuk meningkatkan keterampilan komunikasi politik mereka.

Guna untuk peningkatan kelas kecampinan komunikasi politik, terdapat beberapa poin penting untuk dimiliki para politisi. Pertama, Memahami Audiens : Salah satu langkah pertama dalam komunikasi politik yang efektif adalah memahami audiens. Seorang politisi harus mengetahui siapa yang menjadi target pesan mereka, termasuk demografi, nilai-nilai, dan kepentingan audiens. Dengan memahami audiens, politisi dapat menyesuaikan pesan mereka agar lebih relevan dan menarik.

Kedua, Menggunakan Bahasa yang Jelas dan Sederhana : Politisi sering kali terjebak dalam penggunaan jargon atau istilah teknis yang sulit dipahami oleh masyarakat umum. Oleh karena itu, penting bagi seorang politisi untuk menggunakan bahasa yang jelas dan sederhana. Pesan yang disampaikan harus mudah dipahami agar dapat menjangkau lebih banyak orang. Hindari juga kebiasaan menggunakan cengkok kadaerahan dalam berbahasa Indonesia

Ketiga, Memanfaatkan Media Sosial: Di era digital saat ini, media sosial menjadi alat yang sangat efektif untuk berkomunikasi dengan publik. Politisi harus memanfaatkan platform seperti Twitter, Facebook, dan Instagram untuk menyampaikan pesan mereka secara langsung kepada audiens. Konten yang menarik dan interaktif dapat meningkatkan keterlibatan dan membangun hubungan yang lebih dekat dengan pemilih.

Keempat, Membangun Narasi yang Kuat :Narasi yang kuat dapat membantu politisi untuk menyampaikan visi dan misi mereka dengan lebih efektif. Politisi harus mampu menceritakan kisah yang menggugah emosi dan menginspirasi audiens. Narasi yang baik dapat membuat pesan lebih mudah diingat dan dapat membangun koneksi emosional dengan pemilih.

Kelima, Mendengarkan dan Merespons :Komunikasi bukan hanya tentang berbicara, tetapi juga tentang mendengarkan. Seorang politisi yang trampil harus mampu mendengarkan masukan dan kekhawatiran dari masyarakat. Dengan merespons secara tepat, politisi dapat menunjukkan bahwa mereka peduli dan memahami kebutuhan pemilih.

Keenam, Berlatih Public Speaking: Kemampuan berbicara di depan umum adalah keterampilan penting bagi seorang politisi. Berlatih public speaking dapat membantu meningkatkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menyampaikan pesan dengan jelas. Politisi juga harus belajar untuk mengatasi rasa gugup dan berinteraksi dengan audiens secara efektif.

Ketujuh, Menggunakan Data dan Fakta:Mendukung argumen dengan data dan fakta yang relevan dapat meningkatkan kredibilitas seorang politisi. Menggunakan statistik dan penelitian yang valid dapat membantu meyakinkan audiens tentang pentingnya isu yang diangkat. Namun, politisi harus memastikan bahwa data yang digunakan akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.

Komunikasi politik yang trampil adalah keterampilan yang sangat penting bagi seorang politisi. Dengan memahami audiens, menggunakan bahasa yang jelas, memanfaatkan media sosial, membangun narasi yang kuat, mendengarkan, berlatih public speaking, dan menggunakan data yang valid, seorang politisi dapat meningkatkan efektivitas komunikasi mereka. Dengan demikian, mereka dapat membangun hubungan yang lebih baik dengan pemilih dan mencapai tujuan politik mereka.(***)