DISERAHKAN: Warga Huntap Jorong IV Surabayo, Nagari Lubuk Basung ketika menerima bantuan mesin jahit dan obras.(pemkab agam)
Agam,
Sindotime–Warga di Hunian Tetap (Huntap) Jorong IV Surabayo,
Nagari Lubukbasung mendapat bantuan alat produktif berupa mesin jahit dan
obras. Ini sebagai bentuk perhatian Pemerintah Kabupaten Agam dalam memulihkan
kehidupan warga terdampak banjir bandang dan lahar dingin.
Sebanyak 9
keluarga penerima manfaat menerima masing-masing satu unit mesin jahit putih lurus dan satu unit mesin obras benang lima, dengan total bantuan senilai Rp122 juta. Bantuan tersebut diserahkan langsung oleh
Asisten Administrasi Umum Setkab Agam, Syatria,
mewakili Bupati Agam.
“Ini bukan sekadar alat, tapi
modal awal untuk memulai kembali usaha yang sempat terhenti. Kami ingin warga
Huntap pulih secara ekonomi dan mandiri,” ujar Syatria.
Bantuan ini merupakan tindak
lanjut dari hasil pendataan Bappeda
Agam yang mencatat kebutuhan warga Huntap untuk kembali
produktif setelah kehilangan mata pencaharian akibat bencana beberapa waktu
lalu.
Upaya tersebut sejalan dengan
arahan Dirjen Perumahan Pedesaan Kementerian PUPR, Imran, yang
menekankan bahwa keberhasilan relokasi tidak cukup hanya dengan menyediakan
rumah layak, tetapi juga harus menyentuh aspek ekonomi warga.
“Fasilitas dasar seperti
listrik dan air sudah tersedia. Sekarang saatnya mendorong warga agar tidak
sekadar menghuni, tapi juga berproduksi di lingkungan baru mereka,” tegas Imran
saat meninjau 80 unit Huntap di Lubukbasung, 25 September lalu.
Bupati
Agam, Benni Warlis, menegaskan bahwa tantangan utama
pascarelokasi adalah membangun kembali ekonomi warga.
“Bangunan sudah berdiri,
infrastruktur memadai. PR kita sekarang adalah menghidupkan kembali roda usaha
dan ekonomi di lingkungan Huntap ini,” ungkapnya.
Pemkab Agam kini tengah
menyiapkan program lanjutan untuk penguatan
ekonomi berbasis keterampilan dan potensi lokal, termasuk
sektor kuliner, pertanian, dan perdagangan rumah tangga.
Dengan kolaborasi pemerintah
pusat dan daerah, Huntap diharapkan tak hanya menjadi tempat tinggal baru,
tetapi juga sentra kebangkitan ekonomi warga
pascabencana. Warga tidak hanya bertahan hidup, tetapi bangkit,
mandiri, dan menjadi penggerak ekonomi lokal.(*/zoe)