PENUH HARAPAN: Wako Bukittinggi, Ramlan Nurmatias ketika membeberkan upaya status kota sebagai daerah istimewa.(pemko bukittinggi)
Bukittinggi, Sindotime-Kota Bukittinggi, yang dikenal
sebagai kota kelahiran Wakil Presiden pertama Indonesia, Mohammad Hatta, tengah
mengajukan upaya untuk memperoleh status sebagai daerah istimewa. Pemerintah
kota menilai bahwa peran historis Bukittinggi dalam perjalanan bangsa layak
mendapatkan pengakuan lebih dalam bentuk status khusus.
Wali Kota Bukittinggi, Ramlan
Nurmatias, menyampaikan hal ini dalam acara jamuan makan malam (gala dinner)
bersama tamu dari asosiasi pegiat homestay se-Asia Tenggara, yang digelar di
rumah dinasnya pada Selasa malam, 7 Oktober.
“Bukittinggi memiliki jejak
sejarah yang sangat signifikan dalam mempertahankan kemerdekaan. Karena itu,
kami sedang memperjuangkan agar Bukittinggi ditetapkan sebagai daerah
istimewa,” ujar Ramlan.
Ia menjelaskan bahwa selama
Agresi Militer Belanda, ketika Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Hatta
ditawan dan Jakarta serta Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda, Bukittinggi
ditunjuk sebagai pusat pemerintahan darurat. Kota ini menjadi ibu kota
Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang dipimpin oleh Sjafruddin
Prawiranegara, menjadikannya benteng terakhir kedaulatan Republik Indonesia
saat itu.
Ramlan juga menyoroti fakta
bahwa hanya tiga kota di Indonesia yang menerima duplikat bendera pusaka:
Jakarta, Yogyakarta, dan Bukittinggi. Hal ini dianggap sebagai simbol
kepercayaan negara terhadap peran strategis Bukittinggi.
“Penetapan Hari Bela Negara
pun tidak lepas dari peran besar Bukittinggi sebagai pusat PDRI, yang menjadi
bukti konkret bahwa kota ini pernah mengambil peran sebagai ibu kota nasional
di masa kritis,” tambahnya.
Tak hanya itu, sepanjang
sejarahnya, Bukittinggi pernah menyandang berbagai status administratif
penting, mulai dari ibu kota Sumatera, ibu kota Sumatera Tengah (yang kini
mencakup wilayah Sumatera Barat, Riau, dan Jambi), hingga menjadi pusat
pemerintahan Sumatera Barat.
Ramlan juga menyebut Jam Gadang—ikon
terkenal Bukittinggi—sebagai simbol yang merepresentasikan pentingnya peran
kota ini sejak era sebelum kemerdekaan.
Dengan dasar sejarah yang kuat
dan kontribusi signifikan terhadap perjalanan bangsa, Pemerintah Kota
Bukittinggi berharap pengajuan status daerah istimewa ini dapat menjadi bentuk
penghargaan sekaligus pelestarian nilai-nilai perjuangan yang pernah ada.(*/zoe)