Lindungi Keselamatan Masyarakat dari Ancaman Aktivitas Vulkanik Gunung Marapi

WASPADA: Gunung Marapi mengeluarkan asap beberapa waktu lalu.(pemkab agam)


Agam, Sindotime-Jalur pendakian Gunung Marapi resmi ditutup secara
permanen Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat, bersama
Pemerintah Kabupaten Agam dan Tanah Datar. Kebijakan ini diambil tak lain bertujuan
untuk melindungi keselamatan masyarakat dari ancaman aktivitas vulkanik yang
sering muncul pada gunung berapi tersebut.

Langkah ini diumumkan setelah penyerahan Laporan Hasil
Pemeriksaan (LHP) dari Ombudsman Sumatera Barat yang membahas dugaan maladministrasi
dalam proses perizinan pendakian di Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Marapi. Pjs
Kepala Perwakilan Ombudsman Sumbar, Meilisa Fitri Harahap, menyatakan bahwa
penutupan jalur pendakian ini adalah langkah preventif yang sangat diperlukan.
Mengingat status Gunung Marapi yang kerap kali berada pada tingkat waspada
hingga awas, hal ini untuk mencegah potensi korban jiwa di masa mendatang.

“Keputusan ini perlu dilaksanakan secepatnya untuk
menghindari tragedi lebih lanjut,” kata Meilisa dalam keterangan pers,
Jumat (24/1). Ombudsman memberikan waktu 30 hari untuk BKSDA Sumbar, Pemkab
Agam, dan Pemkab Tanah Datar untuk menindaklanjuti keputusan ini. Tindakan yang
harus dilakukan antara lain adalah menutup seluruh jalur pendakian resmi dan
ilegal, serta menyebarkan surat edaran yang berisi peringatan kepada Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) dan Pemerintah Nagari.

Bupati Tanah Datar, Eka Putra, mendukung penuh keputusan
tersebut dan menegaskan bahwa penutupan jalur pendakian Gunung Marapi bersifat
permanen. “Ini adalah langkah pencegahan agar kejadian tragis seperti pada
3 Desember 2023 yang merenggut nyawa tidak terulang lagi,” ujarnya. Ia
juga menambahkan perlunya pemberlakuan sanksi tegas bagi pelanggar aturan demi
memberi efek jera.

Sementara itu, Bupati Agam, Andri Warman, berkomitmen untuk
memastikan kebijakan ini dipahami dengan baik oleh masyarakat, terutama di
tingkat Nagari. “Kami akan melakukan sosialisasi secara intensif dan
mengawasi jalur-jalur pendakian liar dengan lebih ketat,” ungkap Andri.

Sebagai bagian dari upaya mitigasi, Pemkab Agam akan bekerja
sama dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk
melakukan pemantauan rutin terhadap aktivitas Gunung Marapi demi memastikan
keselamatan warga sekitar.

Keputusan ini didasari oleh sejumlah pertimbangan penting,
di antaranya tingginya tingkat aktivitas vulkanik Gunung Marapi, potensi bahaya
yang dihadapi pendaki, dan insiden tragis pada akhir tahun 2023. “Langkah
ini tidak hanya demi keselamatan pendaki, tetapi juga untuk menjaga keamanan
masyarakat sekitar,” ungkap Andri.(*/zoe)