ARAHAN: Wakil Bupati sekaligus Ketua Dekopinda Mentawai, Jakop Saguruk memberikan pandang kepada peserta pelatihan penguatan Koperasi Merah Putih.(pemkab mentawai)
Mentawai, Sindotime
— Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai mendorong penguatan Koperasi Merah
Putih sebagai bagian dari upaya membangun ekonomi desa yang mandiri dan
berkelanjutan. Dalam kegiatan yang berlangsung di Aula Hotel Jelita, Km 0,
Selasa (23/9), para kepala desa se-Kabupaten Mentawai berkumpul untuk mengikuti
agenda penguatan kelembagaan koperasi.
Wakil Bupati
sekaligus Ketua Dekopinda Mentawai, Jakop Saguruk, hadir sebagai narasumber
utama. Ia menjelaskan bahwa pendirian dan pengembangan Koperasi Merah Putih
merupakan bagian dari implementasi Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2025, yang
menargetkan percepatan pembentukan koperasi desa di seluruh Indonesia. Program
ini juga diperkuat oleh Permen Koperasi RI No. 1 Tahun 2025, yang mengatur
penyaluran dana bergulir untuk koperasi percontohan.
“Koperasi
Merah Putih bukan sekadar lembaga ekonomi, tapi bentuk modern dari semangat
gotong royong yang menjadi fondasi kemandirian ekonomi masyarakat,” ujar Jakop.
Pemberdayaan Ekonomi dari Desa
Menurut
Jakop, kehadiran koperasi di tengah masyarakat berperan penting dalam menekan
angka kemiskinan ekstrem, membuka peluang usaha, serta menciptakan lapangan
kerja baru. Pemerintah mendukung penuh melalui sinergi pembiayaan dari berbagai
sumber: APBN, APBD, dana desa (APBDes), hingga Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang
disalurkan bank BUMN.
Ia
menekankan bahwa koperasi didorong untuk menjadi pendorong tumbuhnya UMKM lokal
dan memperpendek rantai distribusi. Dengan begitu, masyarakat desa tidak lagi
bergantung pada tengkulak atau perantara yang selama ini menekan harga hasil
produksi.
“Kami ingin
produk-produk dari desa memiliki nilai jual lebih tinggi. Melalui koperasi,
masyarakat bisa menentukan harga secara adil dan berdaulat,” jelasnya.
Unit Usaha Sesuai Kebutuhan Lokal
Jakop
memaparkan rencana pengembangan unit usaha koperasi di Mentawai yang
disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan desa. Mulai dari toko sembako,
simpan pinjam, apotek, klinik desa, penyimpanan dingin (cold storage), logistik,
hingga usaha berbasis potensi lokal seperti pengolahan hasil laut, kerajinan
tangan, dan pariwisata berbasis kearifan lokal.
Salah satu
potensi besar yang disoroti adalah sektor perikanan. Menurutnya, koperasi dapat
menjadi solusi agar hasil tangkapan nelayan bisa disimpan, diolah, dan
dipasarkan secara efisien dengan nilai tambah yang lebih tinggi.
Tiga Strategi Penguatan Koperasi
Untuk
mewujudkan koperasi yang sehat dan produktif, pemerintah daerah menyiapkan tiga
strategi utama, Mendirikan koperasi baru di desa-desa yang belum memiliki. Mengembangkan
koperasi aktif agar semakin maju dan inovatif. Merevitalisasi koperasi lama
yang selama ini tidak berjalan.
Targetnya,
seluruh 43 desa di Mentawai dapat memiliki koperasi yang mampu menjadi pusat
pertumbuhan ekonomi berbasis masyarakat.
“Kami ingin
koperasi menjadi tempat belajar, tumbuh, dan berkembang bersama. Ini bukan
hanya soal ekonomi, tapi juga pendidikan kewirausahaan,” tegas Jakop.
Kolaborasi Menjadi Kunci
Dalam
penutup paparannya, Jakop mengajak seluruh elemen desa untuk berkolaborasi
membangun koperasi. Ia menegaskan bahwa sinergi antara pemerintah desa, BUMDes,
UMKM, pelaku usaha, dan koperasi adalah kunci agar program ini berjalan
efektif.
“Koperasi
tidak bisa berdiri sendiri. Harus ada dukungan dan kemitraan dari semua pihak
agar koperasi benar-benar menjadi tulang punggung ekonomi desa,” ujarnya.
Para kepala
desa yang hadir menyambut baik inisiatif ini. Mereka melihat Koperasi Merah
Putih sebagai jawaban atas kebutuhan desa untuk meningkatkan pendapatan
masyarakat, memperkuat ekonomi lokal, dan mengurangi ketergantungan pada pihak
luar.(*/zoe)