OLEH : Hafizh Afriyan Sahputra
(Mahasiswa Ilmu Komunikasi Unand)
SINDOTIME-Di zaman modern ini pastinya kita tidak
asing dengan kata open minded. Kata ini tentunya sangat familiar di masyarakat
luas baik di kalangan muda maupun kalangan yang lebih tua. Secara sederhana,
open minded adalah kemampuan diri seseorang untuk berpikir secara terbuka
terhadap semua bentuk informasi baik gagasan, opini, ide, maupun argumen orang
lain. Namun masih banyak masyarakat yang salah mengartikan definisi open
minded, banyak masyarakat menganggap open minded berarti menerima mentah-mentah
segala bentuk informasi yang ada tanpa menyaring informasi tersebut lebih
dahulu.
Contoh dari pemikiran open minded yang
paling vulgar sendiri adalah menerima atau menganggap bahwa sex bebas
adalah hal yang biasa. Menganggap sex bebas adalah hal biasa tentu saja perilaku
yang salah, sebab norma di negara kita tidak membenarkan atau menormalisasikan
perilaku sex bebas, namun sayangnya beberapa masyarakat mulai
mengidahkan hal yang demikian.
Beda halnya di beberapa negara-negara luar yang
sudah menganggap biasa dengan perilaku sex bebas ini. Bukannya
mendapatkan hal-hal yang baik, perilaku sex bebas justru banyak
menimbulkan hal yang merugikan salah satunya penyakit HIV. Dikutip dari
Global HIV & AIDS statistic pada
tahun 2023 bahwa 39 juta orang terkena penyakit HIV, 1,3 juta orang baru-baru
ini terkena penyakit HIV, dan 40,4 juta
orang dinyatakan meninggal karena penyakit HIV. Dengan jumlah yang sebanyak ini
tentunya sangat merugikan masyarakat yang mengonsumsi pemikiran sex
bebas adalah hal yang biasa. Dari data ini kita bisa melihat bagaimana
pemikiran open minded tentang sex bebas sangat berbahaya dan merugikan.
Selain sex bebas, pemikiran open
minded yang menyimpang adalah menganggap dan menerima LGBTQ (Lesbian Gay
Bisesksual Transgender Queer/Questioning) adalah hal yang wajar dan biasa.
Pemikiran ini tentunya sangat bertolak belakang dengan ideologi negara kita, agama,
dan biologis. Namun banyak yang masih berpikiran pemikiran LGBTQ ini harus di
terima dan dianggap biasa saja. Kita semua tahu bahwa LGBTQ adalah fenomena
yang terjadinya sudah lama seperti kisah pada zaman Nabi Nuh, namun pemikiran
ini semakin lama semakin mempengaruhi sosial di Masyarakat. Dahulunya Orang
orang LGBTQ adalah orang yang memiliki kelainan seksual. Namun sekarang orang
orang banyak mennganggap pemikiran ini adalah gaya hidup atau life style.
Yang terakhir, ada pemikiran open minded dengan
menganggap mencari uang dengan cara yang mudah melalui menjual diri atau open
bo adalah hal yang dianggap biasa dan banyak dilakukan di masyarakat. Kita
tahu bahwa mencari uang bukanlah suatu hal yang gampang. Bagi mereka ini adalah
perilaku yang open minded karena mereka bisa mencari uang hanya bermodalkan
tubuh saja. Kejadian ini banyak melibatkan Perempuan, tak jarang juga dilakukan
oleh kaum laki-laki. Mereka menganggap dengan melakukan pekerjaan seperti ini
adalah hal yang cerdas dan lebih menguntungkan daripada mereka bekerja seperti
layaknya orang-orang banyak.
Hal-hal yang disebutkan tadi tentu sangat
tidak baik dan membawa dampak negative, Mereka tidak tahu dan tidak sadar bahwa
dampak yang mereka berikan kepada Masyarakat sangatlah besar dan merugikan
serta tidak menaati undang-undang dan norma yang ada. Jadi dari pemikiran dan
perilaku open minded yang melenceng dan salah yang dijelaskan tadi. Kita
seharusnya lebih memahami yang apa yang disebut pemikiran open minded itu
sendiri. Kita harus tahu dimana kita harus tahu batasan berpikiran terbuka
serta harus menyaring seluruh pemikiran, informasi, maupun gagasan yang ada di
luar sana.(***)






