Personel Harus Tangguh dalam Penanggulangan Pascabencana

DISOSIALISASIKAN: Sosialisasi Jitu Pasna yang dilaksanakan BPBD Payakumbuh, Kamis (28/8).(BPBD payakumbuh)


Payakumbuh, Sindotime—Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) Kabupaten Limapuluh Kota menggelar kegiatan Sosialisasi Pengkajian
Kebutuhan Pascabencana (Jitu Pasna) di Payakumbuh, Kamis (28/8). Kegiatan ini
bertujuan meningkatkan kapasitas aparatur dalam melakukan kajian kebutuhan
pascabencana secara terukur, menyeluruh, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Limapuluh Kota, Rahmadinol,
dalam mengatakan bahwa penanggulangan bencana merupakan bagian integral dari
pembangunan nasional, sesuai dengan amanah UUD 1945 serta Undang-Undang Nomor
24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.

“Penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah tanggung
jawab pemerintah dan pemerintah daerah yang harus dilakukan secara terencana,
terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh, baik pada tahap prabencana, saat
darurat, maupun pascabencana,” ujarnya.

Rahmadinol menjelaskan, terdapat empat tahapan manajemen
penanggulangan bencana yakni pencegahan dan mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap
darurat, serta pemulihan (rehabilitasi dan rekonstruksi). Dalam konteks
pemulihan, dibutuhkan proses penilaian atas kerusakan, kerugian, serta
kebutuhan masyarakat terdampak, yang diwujudkan melalui mekanisme Jitu Pasna.

“Melalui Jitu Pasna, kita bisa menyusun rencana aksi
rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana secara komprehensif, mencakup aspek
fisik maupun kemanusiaan. Hasil kajian ini akan menjadi dasar dalam merumuskan
langkah-langkah pemulihan,” jelasnya.

Ia juga menambahkan, pelaksanaan Jitu Pasna mengacu pada
Peraturan BNPB Nomor 5 Tahun 2017 tentang Penyusunan Rencana Rehabilitasi dan
Rekonstruksi Pascabencana, yang memberikan panduan teknis bagi BPBD maupun
instansi terkait.

Menurutnya, kegiatan sosialisasi ini diharapkan dapat
menambah wawasan dan pengetahuan aparatur serta peserta terkait tata cara
melakukan kajian kebutuhan pascabencana di lapangan.

“Ketangguhan tidak hanya dibutuhkan saat bencana terjadi,
tetapi juga dalam penanganan yang tepat dan pemulihan pascabencana. Karena itu,
forum ini menjadi momentum untuk meningkatkan kapasitas dan sinergi kita dalam
melindungi masyarakat,” tegas Rahmadinol.

Kegiatan sosialisasi diikuti oleh berbagai unsur terkait,
termasuk perangkat daerah, TNI, Polri, relawan kebencanaan, serta organisasi
masyarakat. Acara dibuka secara resmi dengan ditandai sambutan Kalaksa BPBD dan
dilanjutkan dengan sesi materi serta diskusi partisipatif.

“Semoga kegiatan ini memberi manfaat besar, mengilhami kita
semua dalam menata kehidupan masyarakat pascabencana yang lebih baik, penuh
keberkahan, dan diridai Allah SWT,” tutup Rahmadinol. (*/zoe)