PAPARAN: Mentan, Andi Amran Sulaiman ketika memaparkan mengenai potensi gambir Sumbar.(pemprov sumbar)
Padang, Sindotime–Komoditas
gambir, yang menjadi salah satu produk khas Sumatera Barat (Sumbar), mendapat
perhatian khusus dalam Rapat Koordinasi Ketersediaan Pangan se-Sumbar 2025 yang
berlangsung di Auditorium Istana Gubernur. Menteri Pertanian Republik
Indonesia, Andi Amran Sulaiman, menegaskan bahwa pengolahan gambir ke tahap
hilir dapat membuka peluang ekonomi besar bagi daerah.
Dalam pidatonya, Menteri Amran
menyampaikan bahwa selama ini gambir sebagian besar dijual dalam bentuk bahan
mentah, padahal potensi pemanfaatannya jauh lebih luas. Ia mencontohkan bahwa
ekstrak gambir dapat digunakan dalam berbagai industri, mulai dari tinta dan
kosmetik, hingga obat-obatan dan makanan.
“Kalau
kita serius mengembangkan industri hilir gambir, nilainya bisa melebihi
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Sumbar. Ini komoditas strategis,
bukan hanya untuk Sumbar tapi juga untuk Indonesia,” ujar Mentan
Amran.
Ia juga menyoroti pentingnya
langkah konkret dalam mendorong hilirisasi komoditas unggulan lainnya seperti
kopi dan padi. Menurutnya, Sumbar memiliki semua prasyarat untuk menjadi salah
satu pilar ketahanan pangan nasional dan pusat produksi agroindustri bernilai
tinggi.
Sementara itu, Gubernur
Sumbar, Mahyeldi, dalam laporannya memaparkan kondisi sektor pertanian daerah
yang masih menjadi tulang punggung perekonomian. Sektor ini menyumbang 21,37
persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sumbar tahun 2024, dengan
hampir 700 ribu rumah tangga yang bergantung pada aktivitas pertanian.
“Kami
butuh dukungan kuat dari pemerintah pusat untuk memperkuat produksi dan
mendorong hilirisasi. Komoditas seperti padi, jagung, dan terutama gambir, bisa
menjadi sumber kesejahteraan baru jika diolah dengan benar,” kata
Mahyeldi.
Rakor tersebut turut dihadiri
oleh kepala daerah se-Sumbar, Forkopimda, serta berbagai instansi terkait.
Pertemuan ini menjadi momentum untuk menyatukan langkah strategis dalam
pembangunan pertanian daerah. Fokus tidak lagi hanya pada produksi, tetapi juga
pada penciptaan nilai tambah melalui pengolahan dan industrialisasi
produk-produk unggulan.
Dengan strategi hilirisasi
yang matang, Sumbar diharapkan tidak hanya memperkuat ketahanan pangan, tetapi
juga membuka jalan baru dalam pembangunan ekonomi berbasis potensi lokal.(*/zoe)






