DILATIH: Pelatihan kreasi bros akrilik yang digelar Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Sumatera Barat.(pemprov sumbar)
Padang, Sindotime-Lebih dari 60 peserta yang terdiri dari ibu-ibu rumah tangga dan remaja puteri di Kota Padang mengikuti pelatihan kreasi bros akrilik yang digelar Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Sumatera Barat. Ini sebagai bentuk komitmen instansi tersebut dalam memberdayakan masyarakat melalui literasi keterampilan.
Kegiatan yang berlangsung di area layanan perpustakaan ini menghadirkan pelaku UMKM sekaligus pengrajin lokal, Yessi Priasti, sebagai narasumber utama. Ia memberikan tutorial langsung tentang teknik pembuatan bros dari bahan akrilik.
“Senang sekali bisa berbagi ilmu dengan ibu-ibu dan remaja. Semoga keterampilan ini bisa menjadi peluang usaha, baik untuk menambah penghasilan keluarga maupun uang jajan,” ujar Yessi.
Menurutnya, produk bros akrilik tak hanya diminati sebagai aksesori pribadi, tapi juga memiliki potensi pasar yang luas, mulai dari toko souvenir, pemasaran online, hingga pameran kerajinan.
Pelatihan ini juga dinilai mampu memperkuat jejaring komunitas yang selama ini dibina Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Sumbar. “Dengan adanya komunitas ini, produk yang dihasilkan bisa dikelola bersama dan dipasarkan secara kolektif,” tambah Yessi.
Sementara itu, Ketua Tim Layanan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Sumbar, Rozi, S.I.P, menyampaikan apresiasinya kepada narasumber dan seluruh peserta yang hadir.
“Antusiasme peserta luar biasa. Kegiatan ini sejalan dengan misi kami mentransformasi perpustakaan menjadi ruang kreatif dan inklusif, tidak hanya sebagai tempat membaca, tetapi juga sebagai pusat pemberdayaan masyarakat,” ungkap Rozi.
Ia berharap pelatihan seperti ini bisa terus berlangsung secara rutin setiap minggu. Rozi juga menegaskan bahwa perpustakaan kini hadir dengan pendekatan berbasis inklusi sosial, yakni memperkuat keterampilan masyarakat demi meningkatkan kualitas hidup.
Para peserta pun mengaku senang bisa mengikuti pelatihan tersebut. Selain mendapatkan pengalaman baru, mereka juga merasa termotivasi untuk mempraktikkannya di rumah dan menjadikannya sebagai usaha sampingan.
“Ini pengalaman pertama saya membuat bros. Ternyata mudah dan menyenangkan, saya akan coba buat sendiri di rumah,” ujar salah seorang peserta.
Dengan adanya kegiatan ini, perpustakaan kembali menunjukkan peran strategisnya dalam mendukung pengembangan literasi dan pemberdayaan ekonomi masyarakat di era modern.(*/zoe)






