Padang Pariaman, Sindotime-Puluhan warga yang mengatasnamakan anak nagari Kasang, serta beberapa aktivis dan mahasiswa berunjuk rasa di depan kantor operasional PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk wilayah Sumbar di Kenagarian Kasang, Batang Anai, Padang Pariaman, pada Selasa (21/10) sore.
Aksi ini mengangkat dua isu yakni terkait dana Corporate Social Responbility (CSR). Di mana mereka menilai, sejak beberapa tahun terakhir, tidak dirasakan lagi dampak dana CSR dari perusahaan tersebut terhadap masyarakat sekitar.
Kemudian juga terkait dugaan praktik monopoli ayam dalam industri perunggasan yang dinilai merugikan peternak kecil dan masyarakat setempat. Dengan mengangkat tema “Bongkar Monopoli Ayam”, para demonstran menyampaikan keresahan mereka atas dominasi perusahaan-perusahaan besar seperti Japfa dan Charoen Pokphand.
Baca juga : Kalahkan Sembilan Brand Internasional, Wardah…
Menurut massa aksi, dominasi ini membuat struktur pasar menjadi timpang, di mana kontrol atas harga, pasokan bibit ayam (DOC), dan pakan ternak hanya berada di tangan segelintir pemain besar.
Rizky Yori Ardi, perwakilan masyarakat Nagari Kasang, menyampaikan bahwa kehadiran perusahaan besar yang awalnya dijanjikan membawa kesejahteraan justru memperparah kesenjangan ekonomi.
“Sebagai anak nagari Kasang kami mempertanyakan kejelasan dan pengelolaan dana CSR. Karena selama ini dana CSR tersebut tidak pernah menyentuh masyarakat secara langsung. Makanya dana CSR itu kami pertanyakan,” ujar Rizki Yori Ardi.
Lebih lanjut dikatakan, selain itu, juga terkait persoalan monopoli harga, ayam, pakan dan lain sebagainya. Ini diangkat rekannya dari Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Sumbar di bawah komando Rizki Fernanda.
“Kami hidup berdampingan dengan perusahaan-perusahaan besar yang menguasai rantai produksi ayam dari hulu ke hilir, tapi kenyataannya, keuntungan besar hanya dinikmati oleh mereka. Peternak lokal justru semakin terjepit,” ungkap Rizky dalam orasinya.
Baca juga : Lolos Uji Kelayakan, Delapan Calon Anggota…
Para pengunjuk rasa juga mendesak pemerintah daerah dan pihak perusahaan untuk mengevaluasi kembali sistem distribusi ayam serta mempertimbangkan dampak sosial ekonomi terhadap masyarakat sekitar. Mereka juga memberikan ultimatum bahwa akan aksi lanjutan dengan jumlah massa lebih besar akan digelar, jika tuntutan mereka tidak ditanggapi secara serius.
“Aspirasi ini bukan sekadar keluhan, tapi bentuk kepedulian terhadap masa depan peternak lokal. Jika tak didengar, kami akan turun lagi dengan jumlah yang lebih besar,” tegas Rizky.
Aksi tersebut berlangsung damai dan mendapat pengawalan aparat keamanan. Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak PT Japfa Comfeed Indonesia terkait tuntutan massa.
Wali Nagari Kasang, Ali Buzar juga tidak menampik adanya demo tersebut. Hanya saja dirinya mengaku tidak dibawa serta dalam aksi tersebut.
“Itu lah, saya tidak diberitahu (demo). Tapi kalau tidak dilibatkan baguslah itu. Kalau saya sendiri bagaimana menilainya, saya supplier jagung di sana sejak 2010, sudah 15 tahun. Permasalahannya cuma peternak. Tapi informasi akurat itu tidak bisa saya menjawab,” kilahnya.(zoe)
Berikutnya : Rp13,25 Triliun Uang Pengganti Kasus Korupsi…