Agam  

Krisis Air Bersih Landa Dua Nagari, Tanggap Darurat Kekeringan Diberlakukan Lagi

DISALURKAN : Tim dari BPBD Agam ketika menyalurkan air bersih ke warga terdampak kekeringan di Padanglaweh, Sungaipua, baru-baru ini.(bpbd agam)

Agam, Sindotime—Sejumlah wilayah di Kabupaten Agam kembali mengalami krisis air bersih. Setelah Ampekangkek dan Canduang lebih dahulu terdampak, kini giliran Nagari Padanglaweh di Kecamatan Sungaipua serta Gadut di Tilatangkamang yang ditetapkan berstatus tanggap darurat kekeringan. Di dua nagari tersebut, sebagian besar sumur warga mengering dan layanan Pamsimas berhenti mengalir.

Penetapan status darurat dituangkan dalam SK Bupati Agam Nomor 374 Tahun 2025, dengan masa berlaku mulai 7 November hingga 6 Desember 2025. Menurut Kepala Pelaksana BPBD Agam, Rahmad Lasmono, langkah ini diambil untuk merespons cepat kesulitan masyarakat dalam mendapatkan pasokan air bersih.

Baca juga : Sambut Porwanas dan HPN 2027, Provinsi…

BPBD mencatat ada tiga jorong yang paling terdampak: Jorong Kubu dan Talao di Nagari Padanglaweh, serta Jorong PGRM di Gadut. Untuk memenuhi kebutuhan warga, BPBD menurunkan armada mobil tangki setiap dua hari. Padanglaweh mendapat suplai 10 meter kubik per distribusi untuk 500 KK, sementara wilayah Gadut menerima 5 ribu meter kubik bagi sekitar 250 KK.

Meski hujan mulai turun di beberapa titik, Rahmad menjelaskan bahwa debit sumber air masih jauh dari normal. Sumur-sumur warga belum pulih, dan instalasi Pamsimas belum kembali berfungsi. Karena itu, masyarakat masih sangat bergantung pada distribusi air dari BPBD dan PDAM untuk kebutuhan minum, mencuci, hingga sanitasi.

Kekeringan ini bukan yang pertama terjadi tahun 2025. Pada awal September, Agam juga menetapkan status darurat akibat kemarau panjang, yang berdampak pada belasan nagari di Ampekangkek dan Canduang. Selama masa tanggap darurat sebelumnya, lebih dari 1,1 juta liter air telah disalurkan sebelum akhirnya hujan turun dan status dicabut pada akhir September.