Tidak mampu mengendalikan emosinya, E mendatangi F sehari setelah laporan dibuat. Dalam pertemuan yang berlangsung singkat, ia menikam dada F dengan sebilah pisau. Luka tunggal tersebut cukup untuk merenggut nyawa korban.
Penyelidikan Sempat Terhambat
Pada awalnya, polisi kesulitan mengungkap pelakunya. Minimnya saksi, ketiadaan petunjuk yang jelas, serta barang bukti yang terbatas membuat penyidikan berjalan lambat.
Baca juga :
Terobosan baru muncul saat penyidik menemukan sebilah pisau di rumah E. Meskipun tampak bersih, pisau itu dikirim ke laboratorium forensik Mabes Polri untuk diperiksa lebih lanjut. Hasil forensik kemudian menunjukkan bahwa terdapat bercak darah mikroskopis yang cocok dengan DNA F.
Kapolres Pariaman, AKBP Andrenaldo Ademi, membenarkan temuan tersebut pada Jumat (21/11), menyatakan bahwa hasil uji laboratorium memperkuat dugaan keterlibatan E.
Tersangka Terancam Hukuman Berat
