Padang, Sindotime-BMKG memperbarui peringatan dini terkait meningkatnya potensi gangguan cuaca ekstrem di Sumatera Barat yang diproyeksikan berlangsung hingga 27 November 2025. Informasi ini dirilis oleh Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau Padangpariaman bersama BMKG Maritim Teluk Bayur setelah melakukan pemantauan intensif terhadap kondisi atmosfer dan laut di sekitar wilayah tersebut.
Kepala Stasiun Meteorologi Minangkabau, Desindra Deddy Kumiawan, menjelaskan bahwa pembentukan cuaca ekstrem saat ini dipicu oleh kombinasi beberapa fenomena meteorologis skala regional dan global.
Baca juga : Minta Dukungan, Status Daerah Istimewa Riau…
Beberapa faktor penguatnya antara lain, Penguatan Monsun Asia, yang meningkatkan dominasi angin baratan di kawasan barat Indonesia. Aliran massa udara lembap dari Samudra Hindia yang terdorong menuju daratan Sumbar dan terangkat oleh kontur pegunungan Bukit Barisan, memunculkan proses orographic lifting yang memicu pembentukan awan hujan dalam intensitas tinggi.
Lalu, IOD negatif, aktivitas gelombang Rossby, serta anomali suhu muka laut, yang semakin mengoptimalkan terbentuknya awan konvektif penyebab hujan lebat. Kombinasi kondisi tersebut membuat wilayah pesisir barat dan daerah perbukitan menjadi lokasi yang paling berpotensi mengalami hujan deras dan cuaca yang tidak stabil.






