EkBis  

Stasiun Kayu Tanam, Bukti Simpul Sejarah, Pendidikan, dan Mobilitas Ranah Minang

PENUH NILAI HISTORI : Stasiun Kayu Tanam menjadi salah satu saksi sejarah peradaban Ranah Minang dalam sistem perkeretaapian di bumi Tuah Sakato.(pt kai divre II sumbar)

Akses Wisata dan Warisan Dunia

Tidak jauh dari stasiun, berdiri dua ikon wisata yang telah lama menjadi magnet pengunjung: Air Terjun Lembah Anai dan Jembatan Tinggi Kereta Api—bagian dari kawasan yang telah ditetapkan sebagai Warisan Dunia UNESCO. Kedekatan lokasi menjadikan Kayu Tanam pintu masuk strategis bagi wisatawan yang ingin menjelajahi lanskap alam serta situs-situs bersejarah di jalur perbukitan Anai.

Tantangan dan Arah Pengembangan

Seiring meningkatnya kebutuhan mobilitas, tantangan seperti integrasi antarmoda dan keterbatasan frekuensi perjalanan masih menjadi pekerjaan rumah. KAI merencanakan penguatan layanan berbasis digital, termasuk informasi jadwal real-time, peningkatan fasilitas inklusif, serta pengembangan konsep “smart station” agar stasiun ini berfungsi lebih efisien dan ramah pengguna.

Baca juga : Delapan Ruangan SMAN 1 Singkarak Hangus Dilahap Si Jago Merah

“Bagi warga Kayu Tanam, stasiun ini bukan hanya bangunan tua—ia adalah bagian dari identitas kampung halaman,” ujar Reza. Dari rel-rel tua peninggalan kolonial hingga rangkaian modern yang beroperasi hari ini, Kayu Tanam terus menjadi jembatan antara masa lalu dan masa depan transportasi Sumatera Barat.

Simbol Pelestarian dan Mobilitas Berkelanjutan

KAI menegaskan komitmennya menjaga nilai sejarah sekaligus menghadirkan layanan yang relevan bagi masyarakat. Stasiun Kayu Tanam merupakan contoh bagaimana infrastruktur rel dapat berfungsi sebagai ruang edukasi, konektivitas, dan pelestarian budaya sekaligus.